Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah kian baik apabila sekolah itu mau terbuka. Salah satu keterbukaan yang memiliki nilai kekinian dan keakanan, yakni sekolah itu mau membuka akses seluas-luasnya dengan dunia luar. Akses ini bukan semata dicirii dengan kelengkapan sistem pelayanan berbasis komputer saja. Lebih diutamakan yakni bagaimana sekolah itu bisa membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama ini merupakan sebuah terobosan sekaligus tuntutan terhadap kebutuhan sekolah sebagai agen perubahan.
Ibukota memiliki banyak sekolah maju dan memiliki jaringan cukup luas. Sebut saja salah satu sekolah di Jakarta Selatan yakni SMPN 19 yang mau terbuka sekaligus memperbaiki citranya sebagai agen perubahan. Secara fisik sekolah ini memang sangat ideal karena memiliki infrastruktur yang memadai. Begitu pula dengan seperangkat programnya yang mengacu kepada kebutuhan masa depan. Salah satu keunggulan program akademik yang telah lama dirancang yakni berbagai bentuk kerjasama pendidikan secara internasional melalui program sekolah koalisi SEAMEO-QEE serta student exchange dengan Loyang Secondary School of Singapore.
Selain itu, sekolah yang memiliki 68 orang guru dan 22 orang karyawan ini terus menggenjot prestasi para siswanya baik akademik maupun nonakademik. Terbukti, sebagian besar siswanya diterima di SMA negeri Favorit yang ada di Jakarta dan jejeran piala yang terpampang di selasar sekolah hasil kerja keras para siswa yang haus akan prestasi.
Ini masih diperindah dengan hasil UN beberapa waktu lalu dimana sekolah dikepalai Drs. H. Muhammad Nur, MM ini berhasil mempertahankan tradisi kelulusan 100 % dan meraih peringkat 5 negeri dan swasta untuk tingkat provinsi. Bahkan tercatat banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Peningkatan mutu di sekolah yang beralamat Jalan Bumi Blok E No. 21, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini bukan saja berlaku bagi para siswanya tapi juga guru dan karyawannya melalui pelatihan pengajaran berbasis ICT, lokakarya dan studi banding.
Dalam upaya merangsang prestasi dan minat siswa pihak sekolah mengadakan berbagai kegiatan yang terarah dan terprogram dengan baik melalui 26 kegiatan ekrakurikuler yang menantang dan menyenangkan seperti pramuka, KIR, taekwondo, melukis, paduan suara, marawis, futsal, tari saman, PMR, Paskibra, basket, broadcast, multimedia, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, English Club, aeromodelling dan seabrek kegiatan lainnya.
Untuk mengetahui berbagai kegiatan siswa, guru dan karyawan, setiap pembagian rapor kenaikan kelas, orang tua siswa diberikan laporan kegiatan dan prestasi selama satu tahun. Selain itu, pihak sekolah juga mengadakan ajang kreativitas siswa. Sehingga, ketika orang tua datang ke sekolah untuk mengambil rapor, mereka dapat langsung melihat berbagai kreativitas siswa selama satu tahun pembelajaran.
Tidak berlebihan bila sekolah yang berdiri dilahan seluas 4.506 meter persegi ini pun berhasil meraih ISO 9001 : 2008 dan dipercaya menyandang label RSBI. Semua ini, tutur H.Muhammad Nur adalah buah manis dari ketekunan dan kekeluargaan yang berhasil dibangun oleh para guru, karyawan, siswa dan orang tua siswa.
Maka, untuk masuk sekolah ini memang tidak mudah. Ini bisa dilihat dari passing grade PPDB yang dipatok pihak sekolah. Tercatat siswa harus memiliki nilai rata-rata paling rendah 9,0. Otomatis hanya siswa berotak encer yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah ini. Tidak berlebihan bila animo masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di sini cukup tinggi. Karena sekolah ini memang sudah pantas menyandang label Sekolah Bertaraf Internasional di DKI Jakarta. ◙ /Yadi/Daulat/P.02/
Posting Komentar