Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

New Articles

1 2 3 4 5

Rabu, 22 Juni 2011

Jenius, SMK Negeri 35 Cetak Lulusan Langsung Kerja




Thomas Alva Edison, seorang ilmuwan yang dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya yang memegang rekor 1.093 paten atas namanya dan banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat pernah berujar, bahwa jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Julukannya sebagai seorang yang jenius memang tidak akan pernah ada yang berani untuk menyangkalnya. Berbagai pembuktian demi pembuktian telah ia wujudkan dalam bentuk ciptaannya. Sungguh jenius. Bayangkan di antara sekian banyak penelitiannya seperti : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi, Thomas alva Edison, sebagai seorang yang menadapat julukan si Penyihir Menlo Park, juga merupakan salah seorang penemu pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada proses penemuan.
Hal inilah yang menginspirasi kejeniusan SMK Negeri 35 Jakarta yang kesekian kalinya membawa dan mencetak lulusannya meraih kepercayaan dunia usaha dan industri untuk langsung bekerja. Sungguh prestasi yang gemilang. Bayangkan dari 100 % siswa yang dinyatakan lulus, puluhan lulusannya langsung diterima kerja di berbagai perusahaan.
Kesemuanya itu bukan sebuah kebetulan, hal ini telah matang dipersiapan sebagai sebuah jawaban atas rajutan asa dalam meraih outcome gemilangnya. Sungguh luar biasa, mungkin itu yang pantas untuk disandang oleh siswa asuhan seorang ayahanda bertangan dingin, Togar Sidabutar yang telah berkompetisi dengan sekian banyak pesaing dalam merebut dan meraih kepercayaan dunia usaha dan industri.
Jenius, memang pantas pula disandang oleh seluruh komponen SMK Negeri 35 Jakarta. Berbekal tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki imajinasi yang kuat, cerdas, unik dan inovatif, SMK Negeri 35 Jakarta telah berhasil mencetak puluhan lulusan yang langsung bekerja di perusahaan-perusahan terkemuka di ibukota negara, DKI Jakarta. Penuh inspirasi dan kerja keras sangatlah tampak mengiringi hasil nyata ini. Bayangkan puluhan lulusannya langsung bekerja.
“Prestasi besar biasanya lahir dari kerja keras sebagai wujud pengorbanan yang besar, dan tidak pernah merupakan hasil egoisme. Hal inilah yang menginspirasi saya didukung oleh seluruh komponen pendidik dan kependidikan di SMK Negeri 35 Jakarta dalam meraih outcome yang luar biasa. Saya bersyukur, kerja keras seluruh komponen di SMK Negeri 35 Jakarta ternyata menghasilkan kelulusan 100% dan puluhan lulusannya diterima kerja di berbagai perusahaan, seperti PT. Plaza Auto Prima, PT. CAD Solusindo, PT. Matahari Graha Fantasi, PT. Jaya Kencana dan lain-lain. Yang paling menggembirakan berdasarkan data yang dihimpun, lulusan tahun pelajaran 2009-2010 diketahui 70% bekerja, 13% melanjutkan kuliah, 9% yang belum bekerja dan sisanya masih dalam pendataan. Artinya, harapan kami dengan adanya puluhan lulusan yang langsung diterima kerja tahun ini akan membawa peningkatan jumlah outcome yang melebihi prosentasi di tahun lalu,” tutur Togar kepada Gema dalam acara Penglepasan dan Pemasaran Tamatan SMK Negeri 35 Jakarta 2011beberapa waktu lalu.
“Memang selama ini tidak kurang dari 80 dunia usaha dan industri telah bekerja sama dengan SMK Negeri 35 Jakarta. Namun, kesemuanya berpulang kepada kami sebagai komponen pendidik dan kependidikan di sini dalam mengolah dan meramu calon-calon tenaga kerja yang handal. Dari puluhan lulusan yang sudah diterima kerja, pada dasarnya masih ada rencana rekruitmen di akhir bulan Mei – Juni 2011 kepada lulusan yang lain. Ada banyak perusahaan yang masih ‘antri’ dalam rekruitmen ini. Sebutlah beberapa di antaranya, PT. ABC Alkaline, PT, Mitsubishi, PT, Astrido Toyota dan lain-lain,” ungkap Suharto, S.Pd, Wakil bidang Humas dan Industri.
Luar biasa. Sungguh luar biasa. Sudah waktunya, sekolah yang tengah merancang dan sesaat lagi meraih sertifikat sistem manajemen ISO ini dipertimbangkan untuk meraih label sekolah RSBI. Hal ini mengingat belum ada SMK RSBI di Kota Administrasi Jakarta Barat. Akhirnya, apapun yang menjadi label di SMK Negeri 35 Jakarta, kesemuanya berpulang pada komitmen seluruh civitas akademika di sekolah yang berlokasi di Jalan Kerajian No. 42 Krukut, Tamansari Jakarta Barat. Semoga apa yang telah menjadi predikat dan prestasi di tahun ini, akan senantiasa membawa kemajuan demi kemajuan di masa mendatang. Amin. ◙ /Bach-Yadi/P.02/
Read More...

Wakadis Motivasi Guru SMAN 57




Sukses SMAN 57 mendongkrak peringkat sekolah untuk wilayah Kodya Administrasi Jakarta Barat dan DKI Jakarta serta meluluskan seratus persen siswanya pada Ujian Nasional tahun ini menjadi tonikum bagi sekolah khususnya guru untuk lebih meningkatkan mutu lulusan anak didiknya. Prestasi tersebut memiliki nilai tersendiri bagi sekolah yang beralamat Jalan Kedoya Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat karena diraih berkat kerja keras dengan program kerja yang terukur dan terencana dengan baik. Bukan seperti membalikkan telapak tangan.
Pencerahan visi dan misi sekolah pun bukan sekedar retorika belaka. Konsistensi ini terus digulirkan melalui program pembinaan guru dan siswa secara sistematik dan terukur yang mengacu kepada bagaimana menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang harus dihidupkan dengan nilai-nilai edukatif yang pada akhirnya menghasilkan satu generasi baru yang bertanggungjawab bagi almamaternya sendiri dan secara khusus bagi persiapan alih generasi mendatang.
Tidak berlebihan bila visi sekolah untuk membentuk pribadi yang berakhlak, berbudaya dan berprestasi ini tampaknya bukan lagi menjadi isapan jempol belaka atau menjadi pemanis dinding sekolah. Namun, mulai diwujudkan sekolah yang memiliki 43 orang guru dan 17 orang karyawan dengan ukiran prestasi baik akademik maupun non akademik.
Melalui implementasi sejumlah program terpadu, para guru di sini terus memompa terwujudnya era pencerahan. Tak ayal, berbagai kegiatan berbasis pendalaman materi hingga aksi interaktif edukasi terus digelar dalam acuan standar baku mutu yang ditetapkan. Berbekal komitmen pencerahan mutu yang dikawal dengan penguatan pembinaan nilai-nilai religius para guru SMAN 57 berani mempertaruhkan gengsi bagi 620 anak-anak Kedoya yang merengkuh ilmu disini. Tekad ini secara tegas disemai melalui mekanisme penerapan management by objektive yang digelindingkan Masduki. Diakuinya, mengusung sebuah perubahan bukanlah semata dikuatkan oleh manajemen belaka. Lebih jauh, ini perlu diperkukuh dengan komitmen mengusung pencerahan gengsi sekolah.
Beruntung, program solusif yang digelindingkan melalui rapat kerja selama dua hari ini mendapat dukungan dari semua guru dan karyawan dari sekolah. Implementasinya jelas menuntut konsekuensi kepemimpinan yang bersih. Masduki dengan nada merendah menyatakan, bahwa penerapan program ini dilakukan melalui denyut kebersamaan serta kekeluargaan yang dijalin erat dalam komunitas guru dan karyawannya. Terbukti, selama ia memimpin denyut genjotan program tersebut berhasil menaikkan peringkat akademik sekolah asuhannya.
Tidak mengherankan bila sekolah ini sekarang menjadi pilihan pertama bagi para siswa SMP di kawasan Kebon Jeruk. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang menargetkan sekolah ini sebagai alternatif terakhir. Bahkan tahun ini sebanyak 48 siswanya diterima di universitas negeri melalui jalur ujian mandiri. Sedangkan melalui SPMB masih belum diketahui, tutur Masduki.
Raker SMAN 57 yang dipandu Hj. Umairoh ini pun tak luput dari perhatian Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Agus Suradika yang membuka dan memberi motivasi bagi para guru di SMAN 57 serta Kasi SMA Sudin Dikmen Jakarta Barat, Yusen Hardiman.
Menurut H. Agus Suradika, guru harus terus meningkatkan kompetensinya. Karena guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa guru tidak ada pendidikan. Untuk itu, kompetensi guru harus ditingkatkan. Jadikan raker ini sebagai wahana evaluasi guna melakukan perbaikan dan meningkatkan mutu pendidikan di SMAN 57.
Ungkapan yang sama juga dituturkan ketua panitia, Drs. Anwar Musadat. Menurutnya, raker bertujuan untuk melakukan evaluasi agar ke depan dapat dilakukan perbaikan dan menyusun program kerja dalam upaya meningkatkan mutu guru dan siswa SMAN 57. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

SMPN 49 Fasilitasi Siswa Kurang Mampu


Pertaruhan mahal menjadi jaminan sekaligus gengsi bagi SMPN 49 yang dikenal sebagai sekolah unggulan. Berbasis program pengembangan standar mutu sekolah yang dipimpin Drs. H. M. Dimyati tak henti melaunching berbagai pelayanan pendidikan bagi masyarakat di sekitar Kramatjati. Salah satu program yang terbukti menuai sukses yakni diberlakukannya program pendalaman materi secara intensif yang berbeda dengan SMP lainnya.
Bukan tanpa alasan. Seluruh guru dan karyawan yang didukung dengan komitmen tinggi dari komite sekolah bertekad menaikkan prestasi anak-anak Kramatjati sebagai salah satu sekolah terbaik di Jakarta. Fakta empirik yang tak dipungkiri yakni sekolah yang bermarkas di Jl. Raya Bogor KM. 20, Kramatjati, Jakarta Timur ini berada di peringkat lima di DKI dan peringkat satu untuk tingkat kota administrasi Jakarta Timur dengan nilai rata-rata 8,97. Ini berarti terjadi peningkatan yang signifikan mengingat tahun lalu sekolah ini berada di peringkat delapan untuk DKI dan peringkat dua untuk Kota Administrasi Jakarta Timur.
Sepanjang tahun prestasi pun terus meningkat dan diperharum dengan segundang prestasi non akademik mulai dari bidang keagamaan, olahraga, seni hingga olimpiade. Kilau prestasi anak-anak Kramatjati ini menggambarkan sebuah keharmonisan kerja para pembina beserta staf H.M. Dimyati. Alih-alih dari sukses ini pun menjadi semacam ‘trade mark’ atau ciri kekhasan SMP ini. Tak ayal, sekolah ini selalu menjadi idola anak-anak di Jakarta Timur. Apalagi sekolah yang terakreditasi A ini dipercaya menyandang label Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Satu hal yang paling unik dalam proses pembinaan prestasi di sekolah ini yakni diterapkannya kelas standar berbasis kurikulum yang dikembangkan melalui kerjasama dengan sekolah dari Filipina dan Thailand. Bahkan, sekolah yang membina 1.047 siswa ini memiliki speaking English area bagi siswanya. Pembiasaan ini bukan mengada-ada atau mencari sensasi. Alasannya cukup sederhana yakni bagaimana sekolah ini bisa go international. Ini mengingat label RSBI sudah disandang.
Namun, yang patut dicatat sekolah yang memiliki visi sekolah standar nasional yang bertaraf internasional dan berkompetisi global ini memberi tempat tersendiri bagi siswa kalangan masyarakat kurang mampu untuk mencicipi rasanya bersekolah berfasilitas internasional dengan membebaskan mereka dari biaya apapun. Tak tanggung-tanggung sebanyak 20 persen siswanya mulai dari kelas VII dan kelas IX bebas dari pungutan apapun alias gratis.
Wajar, bila masyarakat kurang mampu yang memiliki anak berotak encer berbondong-bondong mendaftar di sekolah yang kini memiliki 61 orang guru dan 22 orang karyawan ini. Bahkan, salah seorang siswa yang dibebaskan dari biaya apapun ini meraih predikat terbaik karena menjadi peringkat pertama perolehan hasil UN-nya di sekolahnya.
Ya, Sonia Capirosi Ayuningtias begitu nama siswi tersebut berhasil mengalahkan rekan-rekannya dalam perolehan nilai UN. Sonia berhasil memperoleh nilai 9,40 untuk bidang studi Bahasa Indonesia, 9,75 untuk IPA dan nilai 10 untuk Bahasa Inggris dan Matematika dengan nilai rata-rata 39,15.
Artinya, SMPN 49 telah berhasil memfasilitasi siswa tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan berfasilitas internasional seperti halnya siswa dari kalangan yang mampu. Dengan kata lain, siswa tidak mampu pun bisa mengeyam pendidikan di sekolah negeri meskipun berlabel RSBI. ◙ /Yadi/Daulat/P.02/
Read More...

SDN Mangga Besar 15 Bangun Wahana Pengembangan Imtaq Siswa




SDN Mangga Besar 15 pagi yang beralamat Blustru No. 5, Tamansari, Jakarta Barat dan dipimpin Hj. Sri Sudaryati, S.Pd kini memiliki sebuah mushala yang cukup representatif. Mushala yang diberi nama Riyadlul Jannah ini merupakan mushala hasil swadaya pihak sekolah bersama masyarakat sekitar sekolah.
Pembacaan kalam Ilahi mengawali acara peresmian mushala Riyadlul Jannah SDN Mangga Besar 15 pagi oleh Korwas Tamansari, Drs. H. Abdul Karim dan dihadiri pengawas, kepala sekolah se-Kecamatan Tamansari dan tokoh masyarakat serta tokoh agama. Peresmian mushala Riyadlul Jannah ditandai dengan pemotongan pita dan serah terima dari Ketua Panitia, Djumadi, SPdI kepada Kepala SDN Mangga Besar 15 Pagi
H. Abdul Karim pada kesempatan itu menyatakan kekagumannya. Menurutnya keberadaan mushala ini merupakan wujud komitmen bersama baik komite sekolah maupun komunitas sekolah untuk terus menerus melakukan kegiaatan-kegiatan dan upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan iman dan taqwa. Ini merupakan komitmen yang mendasar, karena kita menginginkan anak didik yang paripurna. Tidak hanya cerdas otaknya tapi juga cerdas secara moral dan spiritual serta emosionalnya.
Keberadaan mushala ini juga, menurut H. Abdul Karim lahir dari kebersamaan yang baik antara pihak sekolah, komite dan masyarakat sekitar. Untuk itu, yang harus dipikirkan sekarang bagaimana memakmurkan mushala ini. Jangan sampai setelah berdiri malah kurang dimanfaatkan. Tapi, H. Abdul Karim yakin dengan kebersamaan yang harmonis antar stake holders, músala Riyadlul Jannah dapat bermanfaat bukan saja bagi pihak sekolah tapi juga masyarakat umumnya.
Dengan telah dibangunnya múshala Riyadlul Jannah di sekolah ini, diharapkan prestasi sekolah ini kian lebih meningkat, ujar Ketua Komite, Ajeng Sri Sulamsih. Semoga ini dapat menjadi tonikum sekaligus pemicu semangat guru dan siswa untuk lebih berprestasi lagi. Waktu yang dibutuhkan untuk membangun múshala Riyadlul Jannah, tutur Ajeng selama tiga bulan dan menghabiskan biaya 112,8 juta rupiah. Dananya sendiri diperoleh dari infaq guru, karyawan dan siswa serta donatur. Bahkan ada donatur dari Arab Saudi yang memberi bantuan sebesar 3000 real.
Upaya Hj. Sri Sudaryati untuk meningkatkan mutu anak didiknya bukan hanya mendirikan músala saja namun juga berbagai upaya terus dilakukan salah satunya adalah menggiatkan kegiatan ektrakurikuler di sekolah yang membina 212 orang siswa ini. Berbagai kegiatan ektrakurikuler terus diberdayakan seperti seni tari, english club, taman pendidikan agama, seni lukis dan menyablon, komputer, paskibra dan pramuka. Hasilnya pun cukup menggembirakan.
Tercatat berbagai kejuaraan berhasil diraih oleh sekolah yang memiliki 15 orang guru dan karyawan ini baik ditingkat gugus, kecamatan, kota administrasi bahkan provinsi seperti juara I lomba Pildacil tingkat Provinsi atas nama Lutfiah Novianti, juara II lomba pidato tingkat Jakarta Barat, juara I lomba Binaussholat dan juara III kaligrafi Al-Qur’an tingkat Kecamatan Tamansari.
Bukan itu saja, suasana belajar yang kondusif pun terus dibangun. Ini dapat dilihat dari penataan halaman sekolah yang tampak asri. Berbagai tanaman hias menghiasi halaman sekolah. Tak berlebihan bila sekolah ini berharap dapat menjadi sekolah idaman masyarakat di kawasan Tamansari dan sekitarnya. ◙ /Kosidin-Yadi/P.02/
Read More...

Rhezaleta Eka Sutrisna, The Best DynEd Student 2011



Namanya mungkin belum akrab di telinga kita. Namun, kemampuannya dalam bermain piano telah membawanya ke dalam jajaran pemusik ternama di negeri Paman Sam. Emanuel Ax, seorang warga negara Amerika kelahiran 8 Juni 1949 telah sukses membawa karir bermain pianonya dengan menyabet gelar Grammy-winning American-Jewish classical pianist. Sungguh prestasi yang membanggakan. Berbekal kemampuan dan kemauan serta keuletan dalam memainkan jari-jarinya, seorang Emanuel Ax yang saat ini mengajar di Juilliard School dinobatkan sebagai pianis terbaik di abad ke-21.
Delapan, sebuah angka yang indah. Angka yang tak berawal dan tak berujung ini menandai kelahiran seorang Emanuel Ax. Subhanallah, entah suatu kebetulan atau tidak, angka ini adalah salah satu dari 3 angka yang bila ditulis terbalik tapi bentuknya tetap sama. Di angka delapan ini pula, kita mendapati adanya arah mata angin yang berlaku universal, yang terdiri dari Utara, Selatan, Barat, Timur, Tenggara, Timur laut, Barat daya, Barat laut.
Angka delapan dimiliki pula oleh tangga nada. Artinya, hanya ada delapan tangga nada yang berlaku universal (do, re, mi, fa, so, la, si, do). Delapan gelas setiap hari, seorang pakar kesehatan berujar minum air putih minimal delapan gelas setiap hari adalah anjuran yang ideal agar terhindar dari dehidrasi, dan membantu metabolisme tubuh. Sungguh, begitu banyak keistimewaan angka delapan yang juga merupakan sebuah kebetulan logis. Jelasnya ada rahasia di balik rahasia. Hanya Allah SWT, Tuhan Yang Mahamengetahui yang tahu rahasia apa di balik fenomena ini.
Bagaimana dengan delapan Juni? Fenomena apa yang mengisyratkan tanggal kelahiran Emanuel Ax ini. Ya, secara kebetulan banyak orang sukses yang dilahirkan di tanggal delapan bulan Juni ini. Sebutlah Barbara Pierce Bush, Ibu negara, istri Presiden Amerika George H. W. Bush juga dilahirkan di tanggal delapan Juni. Joan La Barbara, seorang vokalis dan composer warga negara Amerika ini pun dilahirkan di tanggal delapan bulan Juni. Bahkan, Bapak Pembangunan, Jenderal H.M. Suharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia juga dilahirkan di tanggal dan bulan yang sama. Lalu apa makna dari semua ini. Hanya Allah SWT yang mengetahui makna dari semua ini.
Berbicara mengenai tanggal delapan bulan Juni, di tahun 1996, bertempat di bilangan Kalideres, Jakarta Barat lahirlah seorang anak perempuan yang cantik dambaan orang tua tercinta. Mereka memberinya nama Rhezaleta Eka Sutrisna. Anak yang saat ini baru saja lulus dengan predikat yang membanggakan dari SMP Negeri 111 Jakarta, salah satu sekolah rintisan bertaraf internasional baru-baru ini berhasil meraih predikat sebagai The Best DynEd Student 2011.
DynEd (Dynamic Education) sebuah program pembelajaran bahasa Inggris online yang berpusat di San Fransisco melalui supporting institution handal berkelas Higher Learning (HL) setiap tahunnya mencari talented student untuk dinobatkan sebagai The Best DynEd Student. Alhamdullillah, di tahun 2011, Rhezaleta Eka Sutrisna, seorang siswa yang memiliki berbagai peringkat pertama dalam ajang lomba Piano Ensamble dan peringkat ke-2 dalam lomba Fun Science bertajuk karya ilmiah telah berhasil merebut predikat sebagai The Best DynEd 2011.
Sungguh prestasi yang patut mendapatkan acungan jempol. Luar biasa. Siswi yang memiliki hobi bermain musik dan pernah berpartisipasi dalam ajang International Competitions and Assessments for School-The University of New South Wales memang bukan orang baru dalam hal meraih prestasi. Ada banyak lagi prestasi yang kerap diraihnya. Sebutlah pemenang juara 2 lomba Piano Ensamble, juara 1 dan 3 lomba Wall Magazine, juara 2 lomba tari daerah tingkat SMP se-DKI Jakarta di Universitas Atma Jaya dan masih ada lagi prestasinya yang layak untuk dibanggakan.
Memang, kesemuanya adalah anugerah Illahi. Bukan karena tanggal lahir atau bulan lahir, namun prestasi, predikat juara, atau apapun yang membanggakan, kesemuanya adalah hasil dari kerja keras yang diamanahkan oleh Allah SWT. Buah dari keuletan dan kemauan keras akan banyak menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Hal inilah yang membawa Echa nama akrab dari Rhezaleta Eka Sutrisna dalam menuai prestasi demi prestasi yang dicapai. Alhamdullilah, hanya itulah kata yang ‘wajib’ diucapkan. Bravo Echa. Insya Allah, berbekal Bismillah, prestasi demi prestasi mendatang akan senantiasa ‘akrab’ denganmu. Amin. ◙ /Yadi-Bach/P.02/
Read More...

Kadis Lantik 475 Kepala Sekolah dan Pengawas





Rotasi, promosi dan demosi merupakan bagian dari dinamika penyelenggaraan manajemen organisasi sehingga pelaksanaannya bukan merupakan hal istimewa dan ditakuti apalagi dihindari. Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto saat melantikan 475 orang kepala sekolah dan Pengawas di Aula Gedung Nyi Ageng Serang belum lama ini.
Namun, ungkap H. Taufik Yudi Mulyanto, pelantikan adalah kejadian yang harus disyukuri karena ini merupakan cermin dari hasil kerja keras serta perjalanan kinerja yang telah Saudara baktikan. Selain itu, dalam upaya revitalisasi dan reposisi dari penyelenggaraan pendidikan sekaligus untuk menciptakan situasi penyegaran serta melakukan pengisian jabatan kepala sekolah yang disebabkan pensiun, kepala sekolah yang telah selesai masa tugasnya maupun diangkat dalam jabatan lain.
Seorang guru yang diangkat/diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah hendaknya dapat menghayati jabatan yang diemban karena ini menggambarkan seorang yang dianggap mampu untuk memimpin lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses kegiatan belajar mengajar. Pemilihan Saudara, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto, telah diawali melalui pemantauan, pengamatan dan penilaian secara sistematik yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, H. Taufik Yudi Mulyanto meminta para kepala sekolah untuk dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.
Dalam menjaga kesinambungan kinerja organisasi agar tetap optimal, enam bulan pertama kinerja Saudara akan dinilai. Ini dimaksudkan untuk membuka ruang diadakannya koreksi dan tindakan internal demi pencapaian misi organisasi. Terkait dengan penilaian kinerja, secara konsisten Dinas pendidikan menerapkan kebijakan reward and punishment.
Untuk itu, H. Taufik Yudi Mulyanto meminta para kepala sekolah dalam mejalankan manajemen pendidikan di sekolah tetaplah berpatokan kepada aturan baku yang berlaku dan selalu melakukan koordinasi dengan pejabat teknis terkait di lingkungan Dinas Pendidikan, jangan sekali-kali mengambil keputusan yang dapat menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat apalagi dapat menimbulkan gejolak sosial secara luas. Kepala sekolah, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto, memiliki tugas antara lain sebagai manajer, organisator, evaluator, supervisor, di depan harus memberi teladan, di tengah harus menciptakan prakarsa atau ide dan di belakang dapat memberikan dorongan untuk pembaharuan dan kemajuan.
Ditangan Saudara, jelas H. Taufik Yudi Mulyanto satu komunitas satuan tugas akan dikendalikan, kemana arah tujuan dan berlabuh kendalinya dapat dicapai dengan cepat, tepat dan akurat. Berpijak pada realitas posisi ini sangat strategis dalam pencapaian tujuan suatu biduk dari Dinas Pendidikan. Ia berharap para kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru-guru terkait kehadiran dan disiplin dalam proses pembelajaran; memberikan pemahaman kepada semua warga sekolah untuk tetap dan terus bersinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan; dan mempersiapkan kegiatan penerimaan peserta didik baru agar berjalan tertib, lancar, transparan, obyektif dan akuntabel.
H. Taufik Yudi Mulyanto, meminta para kepala sekolah untuk sigap dan tanggap terhadap berbagai hal yang berkembang termasuk terhadap tuntutan keterbukaan dalam pengelolaan anggaran sekolah yang berasal dari BOP dan BOS. Sudah saatnya dalam penerimaan dan pengeluaran di sekolah melibatkan pihak perbankan. Hal ini untuk menumbuhkan kepercayaan para stakeholders terhadap manajemen sekolah.
Untuk itu, ia meminta agar dalam menyusun RAPBS hendaknya konsisten berpegang pada rambu-rambu kebijakan Dinas pendidikan yaitu melalui musyawarah-mufakat, penyusunan program didasarkan pada kebutuhan bukan keinginan, melakukan subsidi silang, jika terjadi permasalahan hendaknya diselesaikan secara lokal dan yang terpenting tidak boleh mengeluarkan siswa karena tidak mampu dari sisi ekonomi.
Pada kesempatan itu, H. Taufik Yudi Mulyanto menuturkan tentang hasil UN yang belum lama ini berlangsung. Menurutnya hasil prosentase kelulusan UN tahun ini sangat memuaskan. Untuk SMP prosentase kelulusan mencapai 99,99 persen dan menjadikan prosentase kelulusan SMP menjadi prosentase kelulusan tertinggi pada tingkat nasional. Untuk SMA prosentase kelulusan mencapai 99,48 persen dan SMK mencapai 99,84 persen.
Di sela-sela acara usai pelantikan Kepala Bidang Tendik, Hj. Ida Hidayati mengungkapkan bahwa kepala sekolah yang hari ini dilantik harus bisa merespon segala permasalahan yang berkembang di masyarakat. Namun, mereka harus konsisten berpegang pada rambu-rambu kebijakan yang telah digariskan Dinas Pendidikan.
Adapun rinciannya yang dilantik, tutur Hj. Ida Hidayati adalah sebanyak 429 orang kepala sekolah SD, satu orang kepala sekolah SLB, dua orang kepala sekolah SMP, 12 orang pengawas TK, 25 orang pengawas SD, dua orang pengawas SLB, sembilan orang pengawas SMP, tiga orang pengawas SMA dan dua orang pengawas SMK.
Pelantikan 475 kepala sekolah dan Pengawas yang dikemas dengan nuansa kekeluargaan itu dihadiri Pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan ini akhirnya ditutup dengan doa dan ramah tamah serta foto bersama. ◙ /Yadi/Damas/P.02/
Read More...

O2SN SMP/SMA DKI Jakarta Dibuka Wakadis




Porseni di sekolah sudah bukan barang baru lagi. Serangkaian kompetisi berbagai cabang olahraga menjadi aktivitas solutif penyegar otak siswa. Namun, tidak semua aktivitas ini berdenyut dalam sebuah kesemarakan dan uniksitas dalam aura yang merefleksikan keceriaan.
Potret ini terurai dalam lomba O2SN SMP/SMA yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu di GOR Ragunan, Jakarta Selatan. Tiga buah spanduk bertuliskan “Melalui semangat O2SN kita tingkatkan kreativitas dan sportivitas dalam meraih prestasi”, ‘O2SN membuka cakrawala dalam mempererat persaudaraan antar pelajar’, dan “Hanya orang yang berani gagal yang dapat mencapai sukses besar”, seakan menjadi tonikum yang membakar semangat siswa untuk bersaing meraih prestasi.
Lomba O2SN dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Agus Suradika ini dihadiri oleh Kepala Bidang SMP/SMA, H. Moh. Arief, Kasudin Dikdas Kota Administrasi Jakarta Selatan, H.Amsani Idris, Kasudin Dikdas Kota Administrasi Jakarta Barat, Hj. Delly Indirayati, Kasudin Dikdas Kota Administrasi Jakarta Utara, Hj. Candrawati, Ketua MKKS SMP DKI Jakarta, H. Akhyudin, para pengawas, kepala sekolah dan guru menyatu dengan para siswa yang haus akan sebuah aktivitas penyegar otak.
Dalam sambutannya H. Agus Suradika meminta para siswa peserta lomba dapat menjunjung tinggi sportifitas dan dapat memberikan hasil yang terbaik. Tak lupa H. Agus Suradika berpesan bagi yang kalah jadikan ini pembelajaran yang berharga karena kekalahan merupakan kemenangan yang tertunda dan bagi yang menang janganlah berbusung dada. Jadikan ini cambuk untuk meraih sukses berikutnya.
Kepada para Guru Olah Raga sebagai Pembina langsung para atlet, H. Agus Suradika berharap untuk terus melakukan pembinaan dan mencari bibit atlet yang bisa mengharumkan nama sekolah bahkan nama bangsa di kancah nasional dan internasional.
Adapun tujuan digelarnya lomba O2SN menurut Kabid SMP/SMA, H. Moh. Arief, adalah guna meningkatkan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut kegiatan ektrakurikuler di sekolah, menggali dan menyalurkan bakat dan minat peserta didik dalam bidang olahraga serta mengutamakan nilai-nilai dan budaya hidup sehat melalui olahraga.
Adapun hasil yang diharapkan, tutur H. Moh. Arief sebagai upaya peningkatan kondisi kesehatan jasmani peserta didik sehingga dapat menunjang peningkatan kualitas akademis. Di samping itu, kegiatan ini juga dalam rangka mencari talenta-talenta berbakat guba menjadi duta DKI Jakarta pada lomba O2SN tingkat nasional yang akan berlangsung di Surabaya.
Peserta lomba, tutur H. Moh. Arief berjumlah 506 peserta yang mewakili lima kota administrasi dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Adapun rinciannya untuk SMP, Jakarta Pusat sebanyak 66 orang atlet, Jakarta Utara 64 atlet, Jakarta Barat 64 atlet, Jakarta Selatan 64 atlet, Jakarta Timur 66 atlet, dan Kepulauan Seribu sebanyak 22 atlet. Sedangkan SMA sebanyak 160 orang atlet.
Ini semua menurut Kasi Kesiswaan SMP/SMA, Barmenggano dalam rangka evaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan di sekolah selama satu tahun. Selain itu, untuk menggali potensi dan bakat siswa di bidang olahraga dan tak kalah penting ajang silaturahmi antara guru dan siswa SMP dan SMA di DKI Jakarta.
Kegiatan ini, tutur Barmenggano juga merupakan ajang seleksi bagi duta DKI Jakarta untuk mengikuti kejuaraan O2SN tingkat nasional dan diharapkan para guru dan siswa SMP dan SMA di DKI Jakarta dapat lebih kompak dalam aura kebersamaan dan suasana kekeluargaan yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan di DKI Jakarta.
Pembukaan O2SN yang ditandai dengan pemukulan gong ini berlangsung meriah. Acara disetting dengan nuansa edukasi menampilkan berbagai atraksi seni dan olahraga yang ditampilkan oleh para siswa sehingga menambah meriah suasana seperti marchingband, cheerleader dan senam ini akhirnya ditutup dengan doa ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Mayra, ‘Pelukis Berbakat’ dari SMPN 49




Menjadi pelukis tampaknya kurang diminati oleh para pelajar. Hal ini cukup beralasan, mengingat menjadi seorang pelukis tidak dapat dijadikan sandaran hidup. Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada Mayra Diandra Nabila Ratnadi, pelajar SMPN 49. Gadis bertubuh mungil yang biasa dipanggil Mayra ini adalah salah satu maestro pelukis di sekolahnya.
Sekilas bila kita lihat anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Nono Ratnadi dan Vera Yuliansja ini tidak beda jauh dengan anak-anak seusianya. Namun, dibalik itu semua ia ternyata menyimpan talenta di bidang seni yang cukup mengagumkan.
Menjadi maestro yang bergelimang nuansa kubangan cat adalah cita-cita gadis berkacamata ini. Mayra berani menunjukkan jatidirinya sebagai pelukis muda masa depan. Berpuluh lukisan unik lahir dari tangan siswi yang dikenal cerdas dan memiliki banyak teman.
Sejak usia tiga tahun, Mayra sudah menunjukkan talentanya dibidang seni. Ia pertama kali menyukai melukis karena melihat teman-teman sepermainannya di sekitar rumahnya yang senang melukis. Sejak itu, kakak dari Rayhan Ario Damar Ratnadi pun jadi kepincut dengan dunia melukis.
Dukungan orang tuanya menambah semangatnya untuk terjun dalam dunia melukis. Ia pun bergabung dengan Sanggar Seni Lukis. Bakatnya pun terus terasah. Ini mengingat darah seni dari sang ayah dan bundanya mengalir di tubuhnya. Ayahnya yang tamatan ITS dan bundanya yang lulusan Universitas Trisakti adalah arsitektur yang cukup punya nama di kalangan arsitek di tanah air.
Berbagai kegiatan melukis pun ia ikuti. Hasilnya, pada saat kelas tiga SD ia berhasil menjadi juara I pesta mewarnai yang digelar di Rumah Sakit Saint Elisabeth Bekasi. Prestasi ini kian memacu Mayra untuk semakin mengasah talentanya dan berbagai piala pun berhasil ia raih seperti juara I lomba seni lukis FLS2SN SD tingkat kecamatan Makasar, juara I desain T-Shirt, juara I lomba menggambar dan mewarnai di BOBO Fair, pemanang utama lomba gambar kaligrafi anak Amani, juara I lomba gambar anak-anak yang diselenggarakan Ikatan arsitek Indonesia.
Prestasi ini masih dipercantik dengan diraihnya juara II lomba gambar anak Indonesia dalam rangka HUT RI di Bandung, juara I lomba lukis yang digelar Antv dan Majalah XY-Kids, juara I kontes menggambar, nominasi pada pameran lukisan anak-anak Indonesia-Jepang yang digelar Japan Foundation, berpartisipasi pada the Ary Suta center children & youth painting competitioan award, juara II kompetisi seni lukis remaja nasional oleh yayasan seni rupa Indonesia dan Galeri Nasional, juara I dan III lomba seni lukis FLS2N tingkat kecamatan Kramatjati dan Kota Administrasi Jakarta Timur.
Prestasi ini masih dikilaukan dengan prestasi lainnya seperti juara I melukis payung pada Jumbara PMR tingkat provinsi, juara II lomba poster yang diselenggarakan Dirjen Cipta Karya Kementrian PU, best teamwork of the NIE student competition organized by the newspaper in education program of the post foundation and conocoPhillips Indonesia, juara I lomba desain motif batik FLS2N SMP tingkat kecamatan dan Jakarta Timur serta juara I lomba desain motif batik FLS2N SMP tingkat provinsi dan akan mewakili DKI Jakarta pada FLS2N tingkat nasional.
Selain melukis, Mayra yang sangat mengagumi Basoeki Abdullah dan Affandi ini pun memiliki hobi mengutak atik komputer. Bahkan, di usia delapan tahun, wanita berparas cantik berkaca mata ini menjadi juara III kompetisi komputer se-Jakarta Timur. Selain itu, dunia fotografer pun ia tekuni dengan menjadi juara III lomba fotografi bertema lingkungan yang diselenggarakan Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan keluar menjadi penulis terbaik naskah cerita program perpustakaan.
Namun yang perlu dicatat, di usianya yang baru 14 tahun, Mayra telah menjadi pelukis muda berbakat dan akan menambah deretan pelukis wanita di negara ini. Hal ini cukup menggembirakan mengingat jumlah pelukis wanita di negeri tercinta ini dapat dihitung dengan jari dan ia pun dapat disejajarkan dengan Rukmini Yusuf Affandi, Delsy Syamsumar dan Lucia Hartini yang telah lebih dahulu menjadi pelukis. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Hasil Ujian Nasional Pelajar Jakarta Sangat Memuaskan




Ujian nasional (UN) baru saja berakhir. UN apapun modus dan formatnya tetap diperlukan sebagai alat ukur pencapaian suatu pembelajaran. UN mutlak sebagai alat ukur dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. UN bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorong tercapainya pendidikan dasar dan menengah yang bermutu.
Ini sejalan dengan PP Nomor 19/2005 yang menyatakan kelulusan peserta didik ditentukan oleh empat kriteria, yakni menyelesaikan seluruh program pembelajaran, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional. Keempat kriteria tersebut harus dipenuhi.kalau ada salah satu saja kriteria kelulusan tidak penuhi, maka peserta didik tersebut dinyatakan tidak lulus.
UN SMA/SMK/MA yang diselenggarakan serentak tanggal 18 sampai 21 April di 1.129 sekolah terdiri dari SMA sebanyak 473 sekolah, SMALB sebanyak 9 sekolah, SMK 567 sekolah, MA 80 sekolah dan diikuti oleh 122.497 siswa. Adapun rinciannya, untuk SMA berjumlah 53.976 siswa (Jakarta Pusat 5.808 siswa, Jakarta Utara 7.031 siswa, Jakarta Barat 11.460 siswa, Jakarta Selatan 12.822 siswa, dan Jakarta Timur 16.857 siswa), MA sebanyak 4.679 siswa, SMALB berjumlah 141 siswa, dan SMK sebanyak 63.057 siswa (Jakarta Pusat 7.594 siswa, Jakarta Utara 7.329 siswa, Jakarta Barat 12.614 siswa, Jakarta Selatan 15.539 siswa dan Jakarta Timur 20.623 siswa).
Sebagai perbandingan, tahun lalu prosentase kelulusan SMA mencapai 98,65%, SMK sebesar 99,77% dan MA sebesar 98 %. Tahun ini, terjadi peningkatan yang cukup mengembirakan. Untuk SMK yang lulus, menurut Kabid SMK, Hj. Rita Aryani berjumlah 62.944 dan yang tidak lulus berjumlah 113 orang siswa. Dari segi prosentase, tutur Hj. Rita Aryani terjadi peningkatan karena tahun ini prosentase kelulusan mencapai 99,84 persen dengan nilai rata-rata 7,43.
Hasil ini, ungkap Hj. Rita Aryani, menaikkan peringkat DKI Jakarta di tingkat nasional dari peringkat sepuluh menjadi peringkat tujuh. Adapun rinciannya untuk Bahasa Indonesia nilai rata-rata 7,33 sedangkan rata-rata nasional 7,08 (peringkat 6 nasional), Bahasa Inggris nilai rata-rata 7,71 sedangkan rata-rata nasional 7,61 (peringkat 10 nasional), Matematika nilai rata-rata 7,65 sedangkan rata-rata nasional 7,51 (peringkat 9 nasional) dan kompetensi produktif nilai rata-rata 8,61 melebihi nilai rata-rata nasional 8,40 dan berada diperingkat 4 nasional.
Hasil ini masih dipercantik dengan masuknya dua orang siswa dalam peringkat 10 besar nasional untuk nilai UN murni tiga mata pelajaran yakni Siti Robbychasana siswi SMK Farmasi Ditkesad dan Ari Sadewo Yogapratama siswa SMK Telkom Sandhy Putra yang berada diperingkat 4 dan 5 dengan perolehan nilai rata-rata 9,7. Selain itu, empat siswa lainnya masuk jajaran 100 besar nasional yakni Satryo Dwi Sutrisno dari SMK Telkom Sandhy Putra (peringkat 16), Muhammad Hafidz Bishri dari SMK Telkom Sandhy Putra (peringkat 28), Fitri Kumala dari SMKN 47 (peringkat 29) dan Suhaibah dari SMKN 25 (peringkat 79).
UN SMP berlangsung dari tanggal 25 sampai 28 April dengan jumlah peserta, menurut Kabid SMP/SMA, H. Moh. Arief sebanyak 134.054 siswa. Yang lulus sebanyak 134.061 siswa dan yang tak lulus hanya tujuh orang siswa. Hasil ini sama dengan capai tingkat kelulusan sebesar 99,995 persen. Tingkat kegagalannya hanya 0,005 persen saja. Prosentase kelulusan tahun ini, tutur H. Moh. Arief merupakan prosentase kelulusan tertinggi tingkat nasional.
Adapun 10 siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada UN tahun ini, tutur H. Moh. Arief, adalah Clarissa dari SMP Mahatma Gandi dengan nilai rata-rata 39,60, Erica dari SMP Mahatma Gandi dengan nilai rata-rata 39,40, Ibrahim Ramadhan dari SMPN 19 dengan nilai rata-rata 39,40, Dendi Reza Pahlevi dari SMPN 19 dengan nilai rata-rata 39,40, Ivana Purnawijaya dari SMPK 2 Penabur dengan nilai rata-rata 39,35, Frida Avianing dari SMPN 172 dengan nilai rata-rata39,35, Chairunisa Niken siswa SMPN 109 dengan nilai rata-rata 39,35 dan Khairun Nadiya dari SMP Al Azhar 12 dengan nilai rata-rata39,20.
Sedangkan hasil UN SMA, prosentase kelulusan tahun ini, ungkap H. Moh. Arief mencapai 99,52 persen. Hasil ini di atas prosentase kelulusan nasional yang hanya 99,22 persen. Bila dilihat dari hasil ini, tutur H. Moh. Arief berarti siswa SMA yang tidak lulus hanya 0,48 persen.
Adapun 10 besar hasil UN siswa tingkat SMA, ungkap Kasi Kurikulum SMP/SMA, H. Budiana adalah untuk program IPS yakni Anita Andriani (SMA Santa Ursula), Lusi Ambarwati (SMAN 12), Rinaldi Wiranegara (SMAN 90), Firdianti Safitri (SMAN 12), Niken Ayu Latvani (SMAN 71), Mutiara Endang Cahyani (SMAN 63), Muhammad Arif Muttaqin (SMAN 12), Evilyani Tribuana (SMAN 54), Kartika Ratriana (SMAN 99), Maria Pernaningtyas Hapsari (SMAN 48).
Program IPA yakni Mi’raj Shabrin Jamil (SMAN 8), Mochamad Fachri Maulana (SMA Kanisius), Arvin Pramudita (SMA Kanisius), Gekko Patria Budi Utama (SMA Kanisius), Denny (SMAK 6 Penabur), Hizkia (SMAK 1 Penabur), Choiron Abdillah (SMAN 8), Cynthia Kurniawan (SMAK 3 Penabur), Wilson Wijaya (SMAK 5 Penabur) dan Adlina Karisyah (SMAN 8),
Sedangkan Program Bahasa adalah Maria Advenita Gita Elmada (SMA Santa Ursula), Felicia Fiyoza Kartika Andriani (SMA Santa Ursula), Choncita Tania (SMA Santa Ursula), Rachel Johana (SMA Santa Ursula), Grace Oktaviani (SMA Santa Ursula), Cintya Dwi Rianti (SMAN 24), Maria Teresa Rani (SMA Santa Ursula), Fajar Purnomo (SMAN 110) dan Fitriyani (SMAN 110).
Untuk UN SD/MI/SDLB yang diselenggarakan serentak tanggal 3 sampai 5 Mei di 3.474 sekolah terdiri dari SD sebanyak 3.030 sekolah, MI sebanyak 444 sekolah, SDLB 24 sekolah dan diikuti oleh 142.013 siswa. Terdiri dari SD sebanyak 130.143 orang siswa dengan rincian 13.284 siswa Jakarta Pusat, 19.365 siswa Jakarta Utara, 28.264 siswa Jakarta Barat, 29.091 siswa Jakarta Selatan, 39.734 siswa Jakarta Timur dan 405 siswa kepulauan Seribu. Sedangkan SDLB sebanyak 146 orang siswa yang tersebar di lima kota administrasi. Tahun lalu, prosentase kelulusannya mencapai 100 persen.
Faktor penentu kelulusan UN, yakni siswa, guru, kepala sekolah beserta segenap manajemen sekolah, orang tua dan sarana prasarana, serta dukungan pemerintah pusat dan daerah. Hasil UN anak-anak Jakarta secara keseluruhan sangat memuaskan.
Ini patut dihargai sebagai hasil kerja keras para guru yang telah memberikan hasil yang optimal. Hasil UN menjadi potret nyata pencapaian prestasi akademik setiap siswa. UN menjadi ukuran nyata bagi ketelahberlangsungan program pengajaran dan pembelajaran di sekolah. ◙/Yadi/Gun/P.02/
Read More...

DynEd Award untuk Siswa dan Guru berprestasi




Metode pembelajaran bahasa Inggris via internet yang dikembangkan HL melalui program DynEd tampaknya mendapat respon positif dari para guru dan siswa di DKI Jakarta. Buktinya, banyak guru dan siswa yang mengupdet guna mengasah kemampuan mereka.
Guna memberi apresiasi atas respon positif dari para guru dan siswa terhadap program tersebut, HL memberikaan award bagi para siswa dan guru. Pemberian reward berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan, H. Abdul Hamid, Direktur HL, Kasi Kurikulum Bidang SMP/SMA, H. Budiana, dan para kepala sekolah SMP/SMA.
Dalam sambutannya H. Abdul Hamid menyatakan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta selalu berusaha mencari terobosan dalam percepatan peningkatan mutu pendidikan. Bahasa Inggris merupakan salah satu sarana utama dalam upaya meraih prestasi yang kompetitif di era global.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah dan mempercepat penguasaan kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan, sesuai dengan era teknologi canggih. Sejak tahun 2009, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan kajian dan rintisan pemanfaatan perangkat lunak pembelajaran bahasa Inggris berbasis IT yaitu program DynEd.
Pada hari ini program tersebut akan kita evaluasi dan kita lihat hasilnya. Kepada sekolah yang sudah melakukan upaya-upaya inovatif saya ucapkan terima kasih dan bagi yang menerima penghargaan ini harus disikapi dengan semangat yang tidak terputus agar meraih prestasi sempurna.
Pada hari ini pula kita akan melepas para kepala SMP yang akan mengikuti program frienship force international (FFI) ke Amerika Serikat. Rombongan kali ini merupakan angkatan ke-3, dimana tahun 2009 kita berangkatkan guru-guru MGMP Bahasa Inggris SMA dan tahaun lalu pesertanya kepala SMA.
Era globalisasi membuat kita harus lebih membekali diri dengan kompetensi yang diperlukan agar mampu berpartisipasi dan bersaing di tingkat internasional. Kompetensi yang diperlukan adalah selain kompetensi penguasaan bahasa Inggris juga kompetensi pemahaman tentang perbedaan baik dari segi budaya maupun yang lainnya.
Kompetensi ini sangat diperlukan agar kita siap menjadi “global citizens” yang tangguh, siap bersaing, tanggung jawab dan memahami perbedaan. Hal ini dapat diperoleh apabila kita banyak melakukan komunikasi, belajar dan berbagi dengan bangsa lain di dunia sehingga wawasan kita menjadi luas.
Pertukaran kepala sekolah maupun guru ke luar negeri atau negara lain yang maju sangat diperlukan dalam rangka membuka wawasan kepala sekolah, menambah pengetahuan kepala sekolah dan bahkan memperlancar bahasa Inggrisnya agar mereka mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat exist, berpartisipasi dan bersaing di era globalisasi.
Program ini harus dapat dilaksanakan dengan baik, sungguh-sungguh, mau bertanya, mau belajar dan mau berbagi informasi tentang Indonesia, agar Indonesia juga dikenal oleh mereka. Hal-hal yang baik dan sesuai dengan budaya kita dapat kita adopsi dan terapkan. Begitu pula dengan hal-hal yang baik tentang Indonesia khusus DKI Jakarta dapat di share kepada mereka agar mereka lebih kenal lagi dengan negara kita.
Menurut H. Budiana, selain pemberian award kepada guru dan siswa, kegiatan ini juga menjadi ajang penglepasan para kepala sekolah SMP yang akan melakukan home stay ke Amerika Serikat dalam rangka pertukaran kepala sekolah dan memperkenalkan budaya Indonesia serta melakukan studi banding dengan sekolah menengah yang ada di Amerika.
Di negeri Paman Sam, para kepala sekolah akan menginap di rumah salah seorang guru di sana dan nanti guru dari sana akan berkunjung ke Indonesia dan akan menginap ditempat kepala sekolah yang sewaktu di sana menginap ditempatnya.
Di negara Obama, rombongan akan menampilkan beberapa tarian daerah seperti tari payung, tari betawi dan tari tor-tor dari Sumatera Utara. Tarian ini ditampilkan oleh para kepala sekolah disela-sela penyerahan award bagi para guru dan siswa.
Adapun nama nama pemenang untuk HL recognition Day adalah Rhezaleta Eka Sutrisna (SMPN 111) best dyned student SMP; Agustina Pungkiastuti (SMAN 63) best dyned student SMA; Ajeng Trigustiana (SMKN 14) best dyned student SMK.
Untuk best dyned teacher diberikan kepada Erika Ambarita (SMAN 96), Leila Keumalawati (SMAN 61), Safnil Indra (SMPN 244). Sedangkan best dyned school diserahkan kepada SMAN 96, dan special award diberikan kepada Hj. Nur Aisyah Nasution (Kepala SMAN 96) dan Hj. Asrida Daud (Kepala SMAN 21). ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

H. Taufik Yudi Mulyanto : Demosi Bukan Alasan Tidak Mengajar



Demosi alias pencabutan kewenangan seorang guru untuk tidak lagi mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah bukanlah masalah besar. Kepala sekolah itu guru. Ia harus menjalankan tupoksi sebagai tenaga pendidik. Jadi, kepala sekolah bukanlah jabatan. Guru harus mengajar. Keliru jika kebijakan demosi disikapi dengan emosi.
Tidak ada toleransi bagi guru (baca kepala sekolah) yang terkena demosi malah tidak menjalankan tugas untuk mengajar. Tugas pokok mengajar selama sepekan itu 24 jam atau 37,5 jam tatap muka. Bila ini diabaikan, maka yang bersangkutan harus memikul konsekuensi logis.
Begitu komentar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto kepada Gema. Lebih jauh, doktor tamatan UNJ ini menyatakan, bahwa demosi bukanlah tsunami bagi karier seorang guru. Demosi juga penghargaan atas konsekuensi Perkemendiknas nomor 28 tahun 2010 terutama Bab V Pasal 10 yang mendeskripsikan terminologi masa tugas kepala sekolah.
Sejatinya guru harus terus mengaktualisasikan bakat dan kompetensi di bidangnya. Ia harus menjadi teladan dalam menjalankan tugas mulia. Beban moral sebagai pendidik dan salah satu agen perubahan harus teruji melalui ketaatan mengemban tugas.
Secara profesional guru yang mendapatkan tugas sebagai kepala sekolah itu merupakan kepercayaan tambahan. Ia harus memimpin sekolah. Di pundaknya seluruh tanggung jawab kemajuan itu harus diemban. Demosi itu hanya terminologi bagi proses pembinaan.
Demosi bukanlah meruntuhkan moral apalagi gengsi sekolah. Lucu, bila ada kepala sekolah terkena demosi lalu menjadi minder. Pola pikir kepala/pemimpin sekolah bila sifatnya permanen merupakan paradigma lama.
Demosi bukanlah pula pengurangan harkat kepemimpinan. Sejatinya, setiap guru itu pemimpin bagi anak didik. Ia harus juga memiliki pengetahuan luas tentang perundang-undangan. “Saya sangat tidak setuju bila kepala sekolah bermental post power syndrom”, tegas H. Taufik Yudi Mulyanto yang hobi membaca, menyanyi dan bersepeda.
Apa sanksi bila ada kepala sekolah terdemosi tidak menjalankan tugas? Berbicara sanksi itu haruslha selektif. Terlalu dini bila sedikit-sedikit Dinas Pendidikan menjatuhkan sanksi. Semua itu tak lepas dari koridor sejumlah produk hukum yang bertautan dengan tugas guru dan kewenangan kepala sekolah.
Artinya, setiap sekolah tidak melulu mengatur kursi siswa atau mejalankan mekanisme delapan standar nasional pendidikan. Guru tetap guru. Ketika ia menjadi kepala sekolah, ia harus siap menjadi guru kembali. Dimanapun ia harus ikhlas mengabdi tanpa dihantui post power syndrom.
Pola pikir kepala sekolah ‘seumur hidup’ harus dikikis. Perkemndiknas nomor 28 tahun 2010 sudah disosialisasikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Tradisi kepala sekolah hanya dua periode sudah lama pula diberlakukan di tingkat SMA dan SMK. Untuk tingkat SD dan SMP memang sedang dan terus berlangsung secara bertahap. “Ya, katakanlah dalam masa transisi ini para kepala sekolah SD dan SMP mulai memahami keharusan dan tuntutan Perkemendiknas tersebut!” tambah H. Taufik Yudi Mulyanto.
Proses pembinaan sudah dilakukan melalui proses pelatihan, pengarahan dan berbagai sesi diskusi mulai di tingkat kecamatan, kota administrasi hingg provinsi. Tentunya, proses ini tidak ekslusif karena ini bukan sebuah persoalan serius. Seperti apapun sebuah perubahan/regulasi berbasis pendidikan itu sudah melalui mekanisme kelayakan. Demosi itu bukanlah hal besar. Jangan dibesar-besarkan, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto mengakhiri wawancara dengan Gema. ◙ /Yadi/Gun/P.02/
Read More...

Pesan


ShoutMix chat widget

Pengunjung

 

Behind This Blog

GEMA ONLINE
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Majalah online yang disediakan khusus bagi semua kalangan di dunia pendidikan. email: gemawidyakarya@gmail.com
Lihat profil lengkapku

Reader Community