Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

New Articles

1 2 3 4 5

Sabtu, 16 Juli 2011

MOS yang Solutif-Inspiratif


Masa Orientasi Siswa (MOS) yang menjadi salah satu event tahunan di setiap sekolah bukanlah masa ‘bulan-bulanan’ alias perpeloncoan bagi siswa baru. Kegiatan ini menjadi fase awal siswa dalam mengenal lingkungan sekolah. Wajar, setiap sekolah mempersiapkannya secara apik sebut saja SMPN 61, SMPN 49 memasukkan agenda penyuluhan narkoba sebagai elemen pembinaan siswa. SMPN 69, SMPN 130 dan SMPN 267 memasukkan agenda joy school alias sekolah yang menyenangkan serta SMAN 38 yang memberikan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar.

Ini menjadi sebuah wahana yang solutif dan inspiratif. Drs. Marintang Gaja kepala SMPN 130 tegas menyatakan sekolahnya terus ditata melalui program penghijauan sekaligus sebagai wahana belajar yang menyenangkan. Marintang telah menyusun format sekolah hijau walaupun SMPN 130 terbilang sekolah yang ‘mungil’ menyembul di tengah perkampungan Kota Bambu Selatan. Sekolah ini akan jadi idaman siswa melalui format pembinaan sekolah hijau berwawasan lingkungan.
Senafas dengan Marintang, Drs. H. Wawan Setiawan kepala SMPN 69 menjelaskan, konsep joy school hanya akan bisa terwujud dengan format pembinaan guru terhadap prinsip belajar kuantum. Artinya, suasana yang menyenangkan bersumber dari ketersediaan sarana dan prasarana pendukung berdasarkan siswa. Subjek belajar terletak pada siswa guru yang menjadi inspirator yang bisa membawa perubahan bagi pembinaan masa depan siswa. Wawan lebih menekankan pada kegiatan MOS yang terpadu pada kesiapan siswa terhadap suasana yang menyenangkan.
Konsep ini bisa dipadukan dengan konsep SMPN 61 yang menggelar atraksi MOS dalam kegiatan interaktif mulai dari penyuluhan hidup sehat, menghindarkan diri dari narkoba hingga demonstrasi semua kegiatan ekskul. Drs. Yurianto, MM kepala SMPN 61 lebih memfokuskan pada pentingnya perubahan paradigm mewujudkan sekolah sehat, berkepribadian dengan hasil yang memuaskan. Format seperti ini menjadi acuan bagi pentingnya penggelindingan program ekskul dan bridging course pada mata pelajaran matematika, IPA dan bahasa Inggris.
Parade ekskul juga menjadi bagian dari pengenalan program sekolah di SMAN 38. SMA yang dipimpin Drs. Rachmat HDP ini secara empati memasukkan kegiatan bakti social sebagai proses mendekatkan siswa baru terhadap lingkungannya. Program ini direncanakan sebagai pendukung bagi kelanjutan pembentukan karakter bangsa seperti yang dirumuskan oleh sekolah. Hal ini mememiliki harapan agar orang tua bias memahami konsep pelaksanaan MOS yang inovatif dan solusif.
Harapan untuk memanfaatkan MOS sebagai ajang pembekalan siswa benar-benar diwujudkan dalam program pembinaan terpadu. Ini seperti yang dilakukan di SMPN 267. Kepala SMPN 267 Drs. Sukirman yang juga sebagai aktivis PGRI secara tegas menyatakan, bahwa sekolahnya telah memformulasikan kegiatan MOS pada kesiapan siswa dalam mewujudkan sekolah sehat, bersih, hijau dan berwawasan masa depan.
Diakui Sukirman, sekolahnya sangat kondusif dalam melayani kebutuhan pendidikan. Semua program dijalankan melalui mekanisme pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Sukirman yang sudah tiga tahun memimpin sekolah ini banyak melakukan terobosan baru. Mulai dari gerbang sekolah, perbaikan ruang guru, ruang belajar, masjid hingga kantin dilakukan secara bertahap. Saat ini kantin SMPN 267 sangat representatif bisa memenuhi harapan siswa, guru dan karyawan. Sukirman tidak menampik, bahwa kendala utama di sekolahnya pada akses jalan yang membelah sekolah ini. Jangan aneh, setiap pagi di depan sekolah selalu padat dengan kendaraan dan para pedagang yang nangkring di kiri-kanan jalan. Ia sudah menghubungi pihak kelurahan untuk menertibkan. Hingga kini belum ada penyelesaian.
Di sela acara MOS SMPN 267, Muhammad Aldiansyah Fahreza siswa kelas VII yang mahir membaca Qur’an dan menjadi peringkat I dalam seleksi masuk ke sekolah ini, menyatakan sangat terkesan atas kegiatan MOS. Siswa yang gemar membuat kartun ini berharap agar sekolahnya bisa menjembatani prestasi para siswa. Asal tahu saja, SMP binaan Sukirman memiliki 23 program ekskul dan menjadi pelanggan juara Paskibra.
Kegiatan ekskul yang seabrek itu bukan tidak beralasan, karena ini berdasarkan analisis kebutuhan siswa. Para pelatihnya pun sangat professional. Sukirman sengaja menggelar MOS secara inspiratif dan solusif sebagai wahana menuju pencerahan kualitas sekolah binaannya. (yadi/gun)

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

Pesan


ShoutMix chat widget

Pengunjung

 

Behind This Blog

GEMA ONLINE
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Majalah online yang disediakan khusus bagi semua kalangan di dunia pendidikan. email: gemawidyakarya@gmail.com
Lihat profil lengkapku

Reader Community