Nasib Ilyas Karim, pejuang kemerdekaan yang juga salah satu petugas pengibar bendera pusaka pertama saat Proklamasi dibacakan 17 Agustus 1945, yang saat ini terancam tergusur dari rumahnya akhirnya berbuah manis seiring diberikannya apartemen Kalibata City kepada pejuang tersebut tepat di hari kemerdekaan RI ke-66.
Apartemen di Kalibata City ini, akan menggantikan rumah petaknya yang berada di pinggir rel kereta api Kalibata yang telah ditempatinya sejak 1984.
Sebelum mendapatkan apartemen tersebut, dua tahun lalu Ilyas Karim sempat datang ke Balaikota DKI Jakarta, menemui Wakil Gubernur Prijanto. Dalam pertemuan tersebut, Ilyas bercerita rumah yang telah ditempatinya puluhan tahun akan digusur karena terletak di bantaran rel kereta api. "Saat pertemuan itu, saya bilang akan saya usahakan, untuk dapat rumah susun di Kalibata City yang sedang dibangun," kata Prijanto, di sela-sela penyerahan apartemen kepada Ilyas Karim, di Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/8).
Kemudian, lanjut Prijanto, pihaknya menyampaikan kepada pengembang untuk memberikan perhatian pada pejuang tersebut. Terlebih pejuang itu berada di sekitar lokasi pembangunan apartemen. "Alhamdulillah bisa terlaksana. Saya merasa plong, janji sudah terpenuhi. Saya juga memberikan apresiasi kepada pengembang karena mau berbagi," ujarnya.
Menurut Prijanto, Ilyas Karim adalah sosok pejuang. Sejarah mencatat, mengapa kita menang karena ada tekad merdeka atau mati. Seorang pejuang memiliki tiga ciri, yakni berbuat baik, rela berkorban, dan pantang menyerah. Itu semua dimiliki oleh Ilyas Karim dan teman-teman pejuang lainnya.
Ilyas Karim, seperti tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya karena mendapat tempat tinggal baru. "Gembira. Seperti mimpi, tidak sangka ada perhatian dari Kalibata City dan Pak Prijanto," kata Ilyas.
Menurutnya para pejuang dulu berjuang untuk rakyat. Maka tidak heran jika rakyat saat ini juga ikut memperhatikan pejuang. Tapi, rakyat juga harus diperhatikan. "Saya sangat sedih. Sekarang yang makmur pejabatnya, rakyat justru menderita," keluhnya.
Terkait peringatan hari kemerdeaan, Ilyas mengaku pernah diundang oleh pihak Istana untuk hadir. Namun dirinya tidak pernah datang. Undangan terakhir dari Istana diterimanya pada 1986. "Pernah diundang oleh Istana tapi saya tidak ikut," ujarnya.
Namun, Ilyas beserta keluarga belum dapat menempati apartemen yang diberikan tersebut. Diperkirakan apartemen baru dapat ditempati pada pertengahan 2012. Nantinya Ilyas akan menempati kamar di Tower R. Saat ini, Tower R masih dalam tahap pembangunan. Namun, sayangnya pihak pengembang enggan memberitahu berapa besaran harga untuk kamar Ilyas tersebut.
"Ini adalah surprize. Tapi kita berikan dengan fasilitas yang lengkap," kata Budi Yanto Lusli, CEO Kalibata City.
Budi menambahkan pemberian kado ini merupakan salah satu bentuk corporate social responcibility (CSR). "Kita di Indonesia mengisi kemerdekaan dengan berbisnis. Kita memanfaatkan peluang yang ada. Ini juga atas usulan dari Pak Prijanto. Timbul ide seperti ini," jelasnya. /Yadi/
Posting Komentar