Anak-anak di Kawasan Bandengan, Jakarta Utara tak perlu jauh-jauh mencari SMA plat merah berwawasan global. Tidak jauh dari pusat bisnis Pluit, tepatnya di Jalan Bandengan Utara No. 80, Penjaringan, Jakarta Utara, berdiri kukuh sebuah SMA negeri berlantai tiga lengkap dengan sarana/prasarana pendukung. Kelengkapan ini pun didukung kualifikasi guru, karyawan dan tingkat kinerja yang teruji.
Sepintas dari fisiknya yang mentereng SMA yang mengoptimalkan 46 guru, dan 11 karyawan ini mirip sebuah pusat pelatihan. Di sini setiap hari mendenyutkan semangat berkompetisi dari 556 orang siswa. Di sini pula format belajar student-centered approach dipompa untuk menumbuhkan sikap inovatif-produktif sebagai tangga awal mewujudkan masyarakat sekolah yang doyan belajar.
Di sini pula, satu-satu SMA di DKI Jakarta yang memiliki Kelas Akomodasi Perhotelan (AP) seperti halnya sekolah kejuruan. Namun, bedanya kelas akomodasi perhotelan tergabung dalam program studi Bahasa yang diakomodir dalam muatan lokal.
Meskipun dengan sarana yang terbatas, dalam pembelajarannya tetap ditekankan materi keterampilan AP, karena di samping keterampilan AP di kelas, siswa diwajibkan mengikuti kegiatan AP di luar kelas. Gurunya pun khusus direkrut dari lembaga yang memiliki kompetensi di bidang perhotelan. Hasilnya pun cukup menggembirakan sudah banyak siswa yang bekerja di hotel ternama seperti Hotel Mercure, Seraton, Batavia, Royal, Alexis dan berbagai hotel ternama lainnya atau melanjutkan kuliah.
Tidak berlebihan, bila Dinas Pendidikan memberi perhatian khusus bagi sekolah yang kini dipimpin Dra. Hj. Cedarkuine. Mengingat, sekolah yang memiliki luas tanah 10.955 meter persegi ini masih membutuhkan ruang praktek bagi para siswa AP agar kompetensi siswa semakin bisa terasah dengan baik di sekolah.
Prestasi siswa di sinipun cukup menggembirakan. Ini bisa terlihat dari deretan piala yang tersusun rapi di dalam lemari yang berada di selasar sekolah seperti juara umum pencak silat, juara I paskibra, juara I lomba remaja ceria, juara III lomba tari kreasi pada tingkat Jakarta Utara, juara I Futsal dan juara III paskira pada lomba kreasi merah putih tingkat provinsi dan juara II kompetisi futsal se-Jabotabek. Prestasi ini bisa menjadi bukti bahwa proses pembinaan cukup berhasil.
Konsep pembinaan siswa, menurut Wakil Kurikulum, Muhamad Husin mengacu kepada kecepatan belajar (multiage), kecerdasan (intelligence), dan kemampuan/bakat/minat (talent). Muara format ini didasari oleh koridor pentingnya penguatan budi pekerti (iman-taqwa) dan semangat hidup memasuki era persaingan terbuka. Sejalan dengan pengetatan disiplin sekolah, manajemen sekolah ditata berdasarkan format layanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan (customer : siswa, orang tua siswa, masyarakat).
Secara futuristic SMAN 111 perlu mengantisipasi perubahan lingkungan global yang semakin kompleks. Perubahan ini ditandai oleh tingginya arus informasi (overload), kompleksitas masalah kehidupan (complexity of problems) dan cepatnya perkembangan teknologi (fast technology development).
Fenomena ini menurut Hj. Cedarkuine menjadi salah satu ‘impulse’ untuk mempertajam muatan program akademik siswa. Itu sebabnya, perbaikan dan penambahan sarana/prasarana terus dilakukan. Pendeknya, berbagai wahana pendukung harus berwawasan global dan tuntutan masa depan yang sustainable (berkesinambungan). Dengan begitu, tuntutan perbaikan mutu memang sejalan dengan konsep meninggikan gengsi/martabat siswa (human dignity) yang berguna bagi pengembangan hidupnya (human being). Singkatnya, produk SMAN 111 akan menghasilkan prestasi siswa yang kreatif-produktif, kritis, berakhlakul karimah dan berotak encer. ◙ /Yadi/P.02/
Posting Komentar