Di tengah pesatnya persaingan saat ini, putra-putri Betawi harus mampu bersaing merebut prestasi. Tidak hanya pintar, namun mereka juga harus mampu menjadi generasi penerus yang berakhlak, bermoral dan berdaya. Hal tersebut ditegaskan Gubernur DKI Jakarta, H. Fauzi Bowo saat mengukuhkan pengurus Forum Silahturahmi Pendidik Betawi (FSPB) periode 2011-2016 di Balaikota beberapa waktu lalu.
Hadir pada kesempatan itu, Kepala Biro Pemerintahan, Hj. Sylviana Murni, Wakil Kepala Dinas Pendidikan, H. Agus Suradika, para Kasudin Dikdas dan Dikmen dari lima wilayah kota administrasi serta anggota FSPB dari lima wilayah kota administrasi.
Lebih lanjut, H. Fauzi Bowo mengungkapkan hal ini sangatlah penting mengingat visi kota Jakarta selalu mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) warga Jakarta. Khususnya yang mendapat perhatian utama adalah pembangunan di bidang pendidikan. “Pendidik merupakan garda terdepan untuk melahirkan generasi tersebut,” kata Fauzi Bowo.
Kemitraan dalam pembangunan di bidang pendidikan yaitu antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat bersama komunitas pendidikan, menurutnya harus terus menerus dijaga. Sehingga tumbuh kembang pendidikan dapat lebih pesat. Hal ini sangat diperlukan karena Jakarta tidak mempunyai sumber daya alam (SDA) seperti daerah-daerah lain yang kaya SDA. Sehingga Jakarta tidak punya pilihan lain selain mengandalkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Untuk membiayai pembangunan kota Jakarta serta menyejahterakan warganya, Pemprov DKI Jakarta memproyeksikan besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 35 triliun. Jumlah itu lebih besar sekitar 10 persen atau meningkat Rp 3,3 triliun dari APBD DKI Jakarta 2011 yang hanya mencapai Rp 31,7 triliun.
H. Fauzi Bowo mengatakan, kebutuhan anggaran untuk mendanai program pembangunan ibu kota pada tahun anggaran 2012 mencapai Rp 35 triliun. Nominal sebesar itu tentu saja jumlah yang sangat besar dan lebih besar dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah anggaran dalam APBD 2007 yang hanya mencapai Rp 17 triliun.
“Waktu saya mulai jadi gubernur, jumlah APBD DKI hanya Rp 17 triliun. Berarti tahun depan sudah dua kali lipatnya. Yang jelas ini rezeki dari Allah yang harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Karena pemegang amanah pengelolaan APBD ini harus dipertanggungjawabkan,” ujat Fauzi Bowo
Meningkatnya jumlah anggaran pembangunan dalam APBD DKI 2012, dikatakan Fauzi, membutuhkan tanggung jawab yang besar. Karena itu, dirinya memberikan pesan kepada seluruh pengelola anggaran baik di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) maupun Unit Perangkat Kerja Daerah (UKPD) untuk mengelola anggaran tersebut dengan prinsip transparansi, akuntabilitas dan menjunjung tinggi kejujuran.
“Hal itu memerlukan pola pemikiran, pola tingkah laku dan tata laksana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, kalau diperlu dilakukan restrukturisasi untuk menjamin dan memperlancar penggunaan anggaran agar tepat sasaran, maka itu yang akan kami lakukan,” katanya.
Fauzi menjelaskan, alokasi APBD DKI 2012 tetap akan dititikberatkan pada bidang pendidikan yang setiap tahunnya mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar. Tahun ini saja, dari total APBD DKI 2011 yakni sebesar Rp 31,7 triliun, alokasi anggaran untuk sektor pendidikan mencapai lebih dari 26 persen. Rencananya, alokasi anggaran sektor pendidikan pun akan kembali mengalami peningkatan pada APBD 2012.
Selain itu, alokasi anggaran dalam APBD DKI 2012 juga tetap akan diarahkan pada program prioritas yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012. Program prioritas ini bersifat menyentuh langsung kepentingan publik, bersifat monumental, lintas urusan, berskala besar dan memiliki urgensi yang tinggi serta memberikan dampak luas pada masyarakat.
Program prioritas itu antara lain, pengendalian banjir, pembangunan perhubungan dan transportasi, penanggulangan polusi serta peningkatan kualitas kebutuhan dasar masyarakat seperti program peningkatan kualitas pemukiman dan perbaikan kampung, program penyediaan air bersih, program peningkatan layanan penduduk miskin dan program peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Prioritas lainnya yakni, program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK), pengembangan budaya keragaman, penerapan kaidah good governance, pengelolaan bencana serta antisipasi perubahan iklim.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum FSPB, H. Samlawi menyatakan kesiapannya mendukung berbagai upaya pemprov meningkatkan kualitas pendidikan di ibukota. Diantaranya dengan meningkatkan kualitas guru agar lebih profesional dan menjadi teladan yang baik bagi para pelajar. Selain itu, “Pendidikan berkarakter harus dibangun sekarang juga. Sehingga siswa memiliki perilaku yang baik, bertanggung jawab dan berakhlak baik,” kata H. Samlawi.
Lebih lanjut, H. Samlawi menuturkan FSPB bertujuan menghimpun dan memberdayakan Pendidik Betawi untuk berperan pada posisi terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan dan sumber daya manusia serta dalam proses pembangunan ibukota Jakarta. Selain itu, untuk mewujudkan profesionalisme pendidik Betawi dalam upaya mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi.
Untuk mencapai itu semua, ungkap H. Samlawi, FSPB memiliki beberapa agenda kegiatan seperti : meningkatkan profesionalisme Pendidik Betawi melalui kegiatan-kegiatan yang menunjang; mengembangkan pemikiran, menyelenggarakan penelitian dan pengkajian yang inovatif, strategis, dan antisipatif dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik dalam bidang pendidikan serta berupaya merumuskan dan memecahkan berbagai masalah penddikan baik yang bersifat lokal maupun nasional; berperan aktif mengembangkan sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa, khususnya warga Jakarta; dan menyelenggarakan berbagai kegiatan pemberdayaan dan advokasi kebijakan di bidang pendidikan dan budaya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat Betawi dan masyarakat Jakarta pada umumnya.
Adapun program kerja FSPB, tutur H. Tadjuddin Nur meliputi untuk bidang PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIER yakni Mengadakan seminar, lokakarya, workshop tentang profesonalitas kerja kepala sekolah dan guru; Mengadakan pelatihan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS); Bekerja sama dengan instansi pendidikan dalam hal peningkatan kompetensi anggota; Bekerja sama dengaan perguruan tinggi untuk melakukan Nota Kesepakatan Bea siswa bagi anggota atau putra putri anggota; Menjembatani peningkatan karier anggota.
Bidang KADER DAN ORGANSASI meliputi : Penyempurnaan database anggota; Pembentukan kepengurusan FSPB tingkat wilayah; Bekerja sama dengan organisasi lain melaksanakan pendidikan kader; Bekerja sama dengan bamus Betawi dalah hal peningkatan manajemen organisasi.
Bidang KEROHANIAN DAN SOSIAL meliputi : Mengadakan Pengajian Rutin; Mengadakan acara halal bihalal; Bekerja sama dengan instansi organisasi keagamaan dalam hal peningkatan pengetahuan dan pengamalan beragama; Bekerja sama dengan Instansi dan organisasi sosial untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin khususnya warga Betawi.
Bidang HUMAS DAN KEWIRAUSAHAAN meliputi : Membuat lembaga kursus/ bimbel; Mengadakan usaha bidang makanan/ masakan betawi; Membentuk website FSPB; Membangun jaringan komunikasi dengan organisasi lain.
Bidang SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA meliputi : Membuat sanggar kesenian Betawi; Mengadakan festival kesenian Betawi; Bekerja sama dengan LKB dalah hal membudayakan Kesenian Betawi; Bekerja sama dengan instansi dan organisasi olahraga dalam hal memasyarakatkan olahraga dikalangan anggota; Mengadakan berbagai lomba olah raga.
Sedangkan PEMBERDAYAAN WANITA, tutur H. Tadjuddin Nur meliputi : Mengadakan Seminar/ lokakarya penyetaraan jender; Mengadakan kursus-kursus masakan betawi bagi anggota wanita dan keluarga; Bekerja sama dengan instansi dan organisasi wanita lainnya dalam hal peningkatan peran wanita dan Mengadakan berbagai perlombaan keterampilan wanita. ◙ /Yadi/