International Organization for Standardization (ISO) sejak tahun 1947 menjadi ketentuan baku bagi pengakuan kelayakan sebuah produk baik jasa maupun barang. Pengakuan ini berlaku internasional melalui uji kualitas. Sasarannya jelas mengacu kepada jaminan kepada konsumen. Jaminan ini bukan sekadar keabsahan pruduk atau barang/jasa belaka. Lebih jauh jaminan ini mengikat kredibelitas produsen/penyedia jasa.
Dalam perkembangannya ISO telah meluas ke berbagai ranah usaha. Ini termasuk pelayanan dan keterjaminan di bidang pendidikan. Berdasarkan standard mutakhir ISO, setiap produk di kolong langit ini wajib mengacu pada ISO 9001:2008. Ketentuan ini dari situs ISO tercatat, bahwa semua sertifikat yang diterbitkan (baru maupun resertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008. Standar ini tak pelak mendorong Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk ambil ancang-ancang meratifikasi ketentuan baru ISO. Tak ayal, seluruh SMK di ibukota ini bakal mengadopsi ISO baru. Ini multak untuk mengejar persaingan memasuki era milenium ketiga.
Di DKI Jakarta sendiri, menurut Kepala Bidang SMK, Hj. Rita Aryani, dari 63 SMK negeri, 57 diantaranya sudah mengantongi sertifikat ISO. Tinggal enam sekolah lagi yang belum memegang sertifikat ISO. Namun, keenam sekolah tersebut sedang dalam proses verifikasi kelayakan guna mendapat sertifikat ISO dari berbagai asosiasi yang diakui kredibilitasnya di mancanegara.
Jadi, tutur Hj. Rita Aryani, tahun ini seluruh SMK negeri di DKI Jakarta sudah mengantongi sertifikat ISO. Ini bukan untuk memenuhi target. Tapi, sudah menjadi keharusan bagi SMK negeri di DKI Jakarta mendapat pengakuan dari asosiasi internasional tentang standar baku internasional yang harus dimiliki oleh SMK negeri di DKI Jakarta.
Selain itu, Hj. Rita Aryani menuturkan bahwa SMK harus bisa berkolaborasi dengan mitra industri dengan merumuskan pengembangan silabus mata pelajaran produktif dengan mengintegrasikan muatan pelatihan kompetensi siap kerja dan harus mampu membangun karakter serta nilai-nilai budaya industri dengan menerapkan konsep Production Based Training dan menjalin kemitraan dengan industri untuk melakukan Joint Production dalam pengembangan Teaching Industry.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta melakukan 3 upaya strategis dalam pengembangan SMK di DKI Jakarta yaitu : penguatan kemampuan sekolah SMK sebagai Lembaga pendidikan Training Center yakni pengembangan karier dan persemaian jiwa enterpreneur; Membangun “Industrial Technical Education Zone” atau “ Teaching Factory” melalui kerjasama dengan mitra industri dan Membangun SMK sebagai Business Center.
Selain itu, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto beberapa SMK di DKI Jakarta tengah mengembangkan Teaching Industry dengan cara bermitra dengan industry melakukan program joint production, dimana industri mitra berperan sebagai supplier komponen, sedangkan proses perakitan dilakukan di SMK
Lebih lanjut, H. Taufik Yudi Mulyanto mengajak komunitas SMK DKI Jakarta untuk meningkatkan hubungan kerjasama kemitraan dengan industri, antara lain melalui upaya : Pengaturan tempat praktik kerja industri bagi siswa, Pengaturan tempat on the job training bagi guru, Pengaturan tenaga profesional industri menjadi partner guru dalam pengembangan kurikulum, Industri menjadi mitra sekolah dalam pengembangan kegiatan unit produksi sekolah, Industri menjadi mitra sekolah dalam pemasaran tamatan lulusan/sekolah, Pengaturan kesempatan pelatihan bagi tenaga kerja industri berlatih lanjutan di sekolah, Pengaturan guru tamu dari industri mengajar di sekolah.
Dalam Seminar Realisasi Program Pelatihan Kompetensi Siap Kerja” (PPKSK) di Universitas Mercu Buana beberapa waktu lalu, H. Taufik Yudi Mulyanto menyerahkan sertifikat ISO kepada 24 SMK negeri di DKI Jakarta. Ke-24 SMK negeri tersebut adalah SMKN 9, 13, 35, 45, 53, 60, 41, 59, 62, 5, 7, 46, 51, 52, 12, 23, 49, 55, 61, 3, 16, 19, 21 dan SMKN 34.
Disela-sela acara Kepala SMKN 13, H. Chaeruddin mengungkapkan bahwa sekolah yang dipimpinnya mendapat sertifikat ISO dari Wordwide Quality Asurance (WQA). Sedangkan Kepala SMKN 51, Sudiono (sekarang Kepala SMKN 27) menuturkan bahwa SMKN 51 memperoleh sertifikat ISO dari United Registrar of Systems (URS) dari negeri Pangeran Charles.
Posting Komentar