Namanya mungkin belum akrab di telinga kita. Namun, kemampuannya dalam bermain piano telah membawanya ke dalam jajaran pemusik ternama di negeri Paman Sam. Emanuel Ax, seorang warga negara Amerika kelahiran 8 Juni 1949 telah sukses membawa karir bermain pianonya dengan menyabet gelar Grammy-winning American-Jewish classical pianist. Sungguh prestasi yang membanggakan. Berbekal kemampuan dan kemauan serta keuletan dalam memainkan jari-jarinya, seorang Emanuel Ax yang saat ini mengajar di Juilliard School dinobatkan sebagai pianis terbaik di abad ke-21.
Delapan, sebuah angka yang indah. Angka yang tak berawal dan tak berujung ini menandai kelahiran seorang Emanuel Ax. Subhanallah, entah suatu kebetulan atau tidak, angka ini adalah salah satu dari 3 angka yang bila ditulis terbalik tapi bentuknya tetap sama. Di angka delapan ini pula, kita mendapati adanya arah mata angin yang berlaku universal, yang terdiri dari Utara, Selatan, Barat, Timur, Tenggara, Timur laut, Barat daya, Barat laut.
Angka delapan dimiliki pula oleh tangga nada. Artinya, hanya ada delapan tangga nada yang berlaku universal (do, re, mi, fa, so, la, si, do). Delapan gelas setiap hari, seorang pakar kesehatan berujar minum air putih minimal delapan gelas setiap hari adalah anjuran yang ideal agar terhindar dari dehidrasi, dan membantu metabolisme tubuh. Sungguh, begitu banyak keistimewaan angka delapan yang juga merupakan sebuah kebetulan logis. Jelasnya ada rahasia di balik rahasia. Hanya Allah SWT, Tuhan Yang Mahamengetahui yang tahu rahasia apa di balik fenomena ini.
Bagaimana dengan delapan Juni? Fenomena apa yang mengisyratkan tanggal kelahiran Emanuel Ax ini. Ya, secara kebetulan banyak orang sukses yang dilahirkan di tanggal delapan bulan Juni ini. Sebutlah Barbara Pierce Bush, Ibu negara, istri Presiden Amerika George H. W. Bush juga dilahirkan di tanggal delapan Juni. Joan La Barbara, seorang vokalis dan composer warga negara Amerika ini pun dilahirkan di tanggal delapan bulan Juni. Bahkan, Bapak Pembangunan, Jenderal H.M. Suharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia juga dilahirkan di tanggal dan bulan yang sama. Lalu apa makna dari semua ini. Hanya Allah SWT yang mengetahui makna dari semua ini.
Berbicara mengenai tanggal delapan bulan Juni, di tahun 1996, bertempat di bilangan Kalideres, Jakarta Barat lahirlah seorang anak perempuan yang cantik dambaan orang tua tercinta. Mereka memberinya nama Rhezaleta Eka Sutrisna. Anak yang saat ini baru saja lulus dengan predikat yang membanggakan dari SMP Negeri 111 Jakarta, salah satu sekolah rintisan bertaraf internasional baru-baru ini berhasil meraih predikat sebagai The Best DynEd Student 2011.
DynEd (Dynamic Education) sebuah program pembelajaran bahasa Inggris online yang berpusat di San Fransisco melalui supporting institution handal berkelas Higher Learning (HL) setiap tahunnya mencari talented student untuk dinobatkan sebagai The Best DynEd Student. Alhamdullillah, di tahun 2011, Rhezaleta Eka Sutrisna, seorang siswa yang memiliki berbagai peringkat pertama dalam ajang lomba Piano Ensamble dan peringkat ke-2 dalam lomba Fun Science bertajuk karya ilmiah telah berhasil merebut predikat sebagai The Best DynEd 2011.
Sungguh prestasi yang patut mendapatkan acungan jempol. Luar biasa. Siswi yang memiliki hobi bermain musik dan pernah berpartisipasi dalam ajang International Competitions and Assessments for School-The University of New South Wales memang bukan orang baru dalam hal meraih prestasi. Ada banyak lagi prestasi yang kerap diraihnya. Sebutlah pemenang juara 2 lomba Piano Ensamble, juara 1 dan 3 lomba Wall Magazine, juara 2 lomba tari daerah tingkat SMP se-DKI Jakarta di Universitas Atma Jaya dan masih ada lagi prestasinya yang layak untuk dibanggakan.
Memang, kesemuanya adalah anugerah Illahi. Bukan karena tanggal lahir atau bulan lahir, namun prestasi, predikat juara, atau apapun yang membanggakan, kesemuanya adalah hasil dari kerja keras yang diamanahkan oleh Allah SWT. Buah dari keuletan dan kemauan keras akan banyak menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Hal inilah yang membawa Echa nama akrab dari Rhezaleta Eka Sutrisna dalam menuai prestasi demi prestasi yang dicapai. Alhamdullilah, hanya itulah kata yang ‘wajib’ diucapkan. Bravo Echa. Insya Allah, berbekal Bismillah, prestasi demi prestasi mendatang akan senantiasa ‘akrab’ denganmu. Amin. ◙ /Yadi-Bach/P.02/
Posting Komentar