Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

New Articles

1 2 3 4 5

Kamis, 28 April 2011

Komunitas Pelajar Peduli Jakarta : Menajamkan Bakti dan Empati Pelajar Jakarta



Pintar saja tidak cukup. Pendidikan bukan seperti pabrik yang membuat robot. Pendidikan itu identik dengan proses mengasuh, mengasah, mencerdaskan dan menguatkan bakat siswa. Proses ini hasilnya diharapkan melahirkan generasi yang bijak karena belajar.
Lingkungan menjadi landas tumpu siswa dalam mengenal dan menemukan jatidirinya. Pelajar Jakarta tak pelak menjadi salah satu agen yang akan terus menggelindingkan perubahan demi perubahan. Sehebat apapun teknologi dan secerdas apapun otak manusia akan tidak bermakna bila mengabaikan alam. Jakarta sepertinya sudah ditakdirkan sebagai kota jasa yang terus menggeliat di tengah perubahan dunia. Jakarta memang ditakdirkan bersinggungan dengan laut. Geografisnya tepat di bibir pantai utara, landai dan acapkali dihadapkan pada masalah tata ruang dan sistem pembuangan air.
Tantangan ini menjadi rahmat sekaligus tantangan masa depan. Jakarta sebagai ibukota dan salah satu kota terpadat di dunia bisa dimaklumi penuh dengan kerunyaman transportasi, masalah lalu lintas, sampah dan riak-riak gejolak sosial politik. Bila dilukiskan dalam melodrama, Jakarta bagai seorang kakek sarat dengan pengalaman serta rintihan.
Sangat menarik berkaca pada ketuaan kota yang dulu diberinama Batavia oleh J.P. Coen. Jakarta memang unik, kaya sekaligus sebagai magnet yang menggerakkan migrasi para pengadu nasib dari berbagai pelosok negeri ini. Sayang bila pendidikan tentang ke-Jakartaan tidak diwariskan secara pedagogis kepada para pelajar. Jakarta sejatinya menjadi sahabat, tempat berkaca bagi munculnya benih rasa sayangnya.
Setiap pelajar Jakarta harus mencintai, merawat dan melestarikan “Sang Kakek” yang kini berusia 484 tahun. Kesadaran menyintai Jakarta mendorong lahirnya Komunitas Pelajar Peduli Jakarta (KPPJ). Organisasi ini menjadi oase besar bagi OSIS yang ada di setiap sekolah. OSIS secara internal memang menjadi kekuatan persatuan dan kepedulian pelajar terhadap gengsi di setiap sekolah.
Betapa dasyatnya bila setiap organisasi sekolah itu bersatu dalam KPPJ. Empati ini mendapat sambutan dari Dr. H. Margani M. Mustar yang kini menjadi salah seorang asesor bagi kemajuan pemukiman dan kependudukan di Jakarta. H. Margani M. Mustar memandang KPPJ sebagai ide brilian. Jakarta saat ini dihadapkan pada kemacetan masif, sampah, genangan air, ancaman lingkungan/ekosistem dan kebelum merataan sosialisasi terhadap pembiasaan pola hidup sehat bagi kepentingan keseimbangan lingkungan.
Tantangan ini, menurut Deputi Gubernur DKI Jakarta sebagai teka teki yang harus dipecahkan. Ini perlu dipecahkan melalui sebuah kesadaran kolektif dalam menjunjung tinggi cita-cita para founding father Jakarta. Selayaknya para pelajar menjadi pejuang masa depan yang akan menyelamatkan ibukota. Benih cinta itu muncul melalui sebuah upaya pembiasaan hidup sehat dan berani mengatasi masalah yang kini menyelimuti citra Jakarta yang akan tumbuh sebagai salah satu kota modern di dunia.
Menjawab tantangan ini bukan hanya tumbuh dari berbagai pelajaran yang diterima siswa secara formal. Jakarta sangat mengharapkan empati dan bakti para siswa dengan menyisihkan sikap egosentris dan sikap saling bermusuhan. Pilar persatuan pelajar Jakarta menjadi soko guru bagi kuatnya Jakarta sebagai pusat pendidikan, kebudayaan dan studi terhadap revitalisasi lingkungan Jakarta yang hijau seperti dahulu kala. Begitu tanggapan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto yang selalu merasa prihatin terhadap nasib Jakarta.
H. Taufik Yudi Mulyanto sangat mendukung lahirnya KPPJ. Doktor Pendidikan lulusan UNJ ini merasakan mimpi anak Jakarta bagi lahirnya kembali lingkungan ibukota yang berbudaya dan terdidik. Sejatinya, para pelajar ibukota bisa mewujudkan karya nyata melalui berbagai kegiatan berbasis kelestarian alam. Jakarta memang lain dulu lain sekarang. Namun ini bukan berarti pembiaran terhadap berbagai ancaman yang terus menghimpit citra Jakarta.
Lahirnya KPPJ menjadi motor yang menyinergikan seluruh elemen masyarakat dalam mengembalikan kejayaan Jakarta seperti era Si Pitung, Si Jampang, Si Ronda dan berpuluh kisah keelok rupawan bumi Betawi. Sejatinya para pelajar Jakarta berkaca pada masa lalu dalam mengisi pembangunan berwawasan lingkungan. Sejak januari 2011, Bang Foke menggelindingkan konsep green school sebagai embrio bagi upaya penumbuhkembangan sebuah kesadaran kolektif bagi lahirnya Jakarta sebagai kota berwawasan lingkungan.
Green school building memang baru diterapkan di beberapa sekolah. Namun, denyutnya bisa menjadi sebuah kekuatan besar bagi proses pendidikan dan pembiasaan hidup sehat. KPPJ secara langsung akan menjadi wahana bagi berkubangnya pelajar Jakarta tanpa memandang siapa dia dan dari golongan mana dia. KPPJ sangat layak menjadi agen bagi proses penyadaran secara masif terhadap upaya pembiasaan membuang sampat pada tempatnya, mendaur ulang air, memanfatkan sisa pembuangan air, dan menata kembali lingkungan yang mulai rapuh.
Menurut H. Happy Gustin, Kasi Kesiswaan SMK, tak pelak kepedulian ini pun menjadi bagian dari inseminasi terobosan muatan lingkungan yang akan melintasi kurikulum. Langkah strategi ini akan memungkinkan bagi kreativitas setiap guru untuk memasukkan isu-isu lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Kreativitas guru mengusung format kepedulian pelajar terhadap lingkungan Jakarta menjadi sebuah keharusan yang harus dikuasai setiap guru.
Ketua KPPJ menilai inovasi H. Happy Gustin sebagai sebuah muatan baru bagi proses membangun terwujudnya joy school berwawasan lingkungan. Suasana sejuk, aman, hijau, ruang kelas yang memiliki ventilasi besar akan mendukung terciptanya aura belajar yang segar, menyenangkan dan hemat listrik karena tidak memerlukan pendingin ruangan. Konsep ini menjadi salah satu lahirnya joy school alias sekolah yang menyamankan, begitu kata Muhammad Imam Fauzi yang baru setengah umur jagung mendirikan KPPJ.
Pemahaman terhadap konsep kepedulian terhadap lingkungan menurut H. Margani M. Mustar tak dapat dilepaskan dari konsep pembangunan mental/spiritual. Secara agamis kebersihan itu sebagian dari iman. Iman itu akan muncul bila pelajar terdidik. Pelajar yang terdidik akan kaya terhadap ide-ide inovasi. Celah ini membuka lebar jalan menuju pendidikan kewirausahaan.
H. Margani M. Mustar menilai KPPJ sebagai roh yang menghidupi tekad para pelajar Betawi yang tidak lagi hanya membaca kisah Jakarta tempo dulu. Kisah ini harus diangkat kembali menjadi sebuah darma bakti yang menguatkan empati untuk terus melestarikan Jakarta. Andai saja Jakarta itu seorang kakek renta, ia akan terus bercerita tentang keasrian Jakarta lalu ia menangis karena Jakarta kini masih terus digelayuti persoalan kerunyaman lingkungan.
Wacana kepedulian Jakarta ini menjadi isu yang perlahan bergelinding terus. Awalnya memang dari SMK Yadika 2 Tanjung Duren ketika KPPJ dikukuhkan sebagai wujud kepedulian anak-anak Jakarta yang cerdas dan terdidik. Kamis, 14 April 2011 lalu, KPPJ lahir sebagai bayi yang akan terus berjalan merambati berbagai rintangan bagi pelestarian Jakarta.
KPPJ kini telah menghimpun 500 siswa yang akan terus menyemai program edukatif berbasis lingkungan. Denyut program ini dipastikan akan menggelembung melalui berbagai terobosan baru dan animo yang menghimpun ribuan pelajar lainnya. Cerita keasrian Jakarta bukan sangatnya lagi cuma dalam sejarah karena sejarah Jakarta menjadi inspirasi yang akan terus mengalirkan ide-ide anak Jakarta untuk kembali mewujudkan Jakarta sebagai kota budaya, bersih, hijau dan sejahtera. ◙
/Yadi/Gun/
Read More...

SMKN 13 Gali Potensi dan Bakat Siswa




Anak-anak di Kawasan Palmerah, Jakarta Barat tak perlu jauh-jauh mencari SMK plat merah berwawasan global. Tidak jauh dari pusat bisnis Slipi Jaya, tepatnya di Jalan Rawa Belong II-E, Palmerah, Jakarta Barat berdiri kukuh sebuah SMK negeri lengkap dengan sarana/prasarana pendukung. Kelengkapan ini pun didukung kualifikasi guru, karyawan dan tingkat kinerja yang teruji.
Konsep pembinaan siswa di sekolah yang dinahkodai Drs. H. Chairuddin ini mengacu kepada kecepatan belajar (multiage), kecerdasan (intelligence), dan kemampuan/bakat/minat (talent). Muara format ini didasari oleh koridor pentingnya penguatan budi pekerti (iman-taqwa) dan semangat hidup memasuki era persaingan terbuka.
Implikasi dari proses penguatan itu memang secara signifikan telah melahirkan etos belajar dan daya juang siswa dalam mengangkat gengsi sekolah. Buktinya, dalam kurun waktu dua tahun terakhir disiplin dan prestasi akademik para siswa sangat tinggi. Hal ini cukup beralasan mengingat setiap bulan, dilakukan evaluasi total tentang progresivitas budi pekerti dan prestasi akademik. Evaluasi ini menjadi bahan untuk melakukan terapi khusus dalam memompa iklim bersaing dalam belajar.
Untuk menggali potensi dan bakat siswa, sekolah yang memiliki lima kompetensi keahlian (akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, usaha perjalanan wisata dan seni teater) ini dalam rangka memeriahkan Hari Kartini menggelar lomba pemilihan Putri SMKN 13 dan kolaborasi seni khas anak-anak Rawa Belong.
Keluar sebagai juara I, Juniar Indriana Wijaya, juara II, Rina Nurmala dan juara III, Irene Meriska. Para juara menurut Sri Mulyani Budiyantini akan mendapatkan beasiswa bebas iuran bulanan (juara I selama lima bulan, juara II selama tiga bulan dan juara III selama dua bulan), sertifikat, piagam, tropi bergilir dan selendang putri SMKN 13.
Selain itu, suasana kebersamaan yang dikemas dengan nuansa kekeluargaan terus dipupuk di sekolah yang memiliki visi Menciptakan SDM yang beriman, berpengalaman, terampil dan mandiri. Bukan itu saja, ungkap Sri Mulyani Budiyantini, kerindangan dan penataan taman sekolah tak luput dari perhatian kepala sekolah. Hal ini semakin menambah kesejukan dan keindahan sehingga suasana belajar mengajar semakin kondusif, tutur ibu berparas cantik ini. Sri mulyani Budiyantini menambahkan di bawah kepemimpinan H. Chairuddin, SMKN 13 terus menggali potensi dan bakat siswa guna merajut prestasi yang lebih baik. ■ /Yadi/
Read More...

Hj. Dyah Murtisari : Dharmawanita Sejatinya Bisa Menggelindingkan Perubahan



Perjuangan Kartini bukan hanya dikenang sebagai sejarah yang menggetarkan perubahan nasib kaum hawa. Perjuangannya terus bergelinding mengikuti arus perubahan zaman dan pergantian generasi. Hasilnya sangat bermakna bagi kukuhnya pilar bangsa ini. Kaum hawa pun kini bisa menikmati aura pembangunan walau masih terkungkung batasan-batasan bernuansa perbedaan gender. Perannya kaum hawa sebetulnya bukan sekadar ‘kancah wingking’ alias teman hidup di balik sukses sang suami. Begitu, kata Hj. Dyah Murtisari, Ketua Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta di ruang kerjanya belum lama ini didampingi Sekretaris dan Bendahara Dharma Wanita Persatuan, Iin Indira Dewi dan Intan Elviana.
Seiring perguliran mata rantai perubahan nasib kaum hawa, kini perkumpulan wanita dalam seluruh aspek kehidupan sangat menunjang proses lahirnya perubahan demi perubahan. Sebut saja, Dharma Wanita Persatuan. Organisasi ini sangat konsisten menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya secara demokratis.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) saat ini bagai oasis di tengah padang pasir. Ia banyak memberi motivasi kepada para suami berstatus PNS. Keterlibatannya sebagai skrup pembangunan mental/spiritual dan aksi sosial telah menuai sukses kukuhnya konsistensi mengusung visi-misi organisasi.
Kenikmatan menyelami suka duka pengabdian di organisasi ini dirasakan istri H. Taufik Yudi Mulyanto yang sejak 2009 memangku tanggung jawab utama DWP Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Wanita berparas cantik-ibu dari Fikri Maulana Putra, Maghfira Ramadhyanti Putri dan Muhammad Farras, awalnya hanya mengerti organisasi dharmawanita hanya dari beberapa literatur dan artikel bertajuk kewanitaan. Diakuinya polos, menggerakkan ibu-ibu dharma Wanita di tempat suami bekerja merupakan kehormatan sekaligus keasyikan tersendiri.
Wanita kelahiran Jakarta, 15 Juni ini bisa berbagi dengan teman-teman baik wanita PNS maupun istri PNS dalam menularkan pengalaman dan ilmu yang pernah dienyamnya. Sejatinya ia mencintai profesi sebagai guru. Wanita yang murah senyum ini pernah mengajar di Yayasan Widuri Jakarta (1991-2000). “Rasanya sayang jika tidak mengamalkan pedagogi yang pernah dipelajari di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Sarjana jurusan Biologi UNJ tahun 1991 ini, menyukuri kodratnya sebagai kaum hawa. ”Saya tak pernah membayangkan bisa mendampingi suami yang juga eksis memajukan pendididikan di negeri ini. Kesibukan sebagai ketua DWP adalah rahmat sekaligus katarsis mengarungi perjalanan hidup sebagai istri dan ibu yang merawat, mendidik anak-anak,” aku wanita berzodiak Gemini ini penuh semangat.
Semula ia membayangkan kegiatan DWP cuma sekadar rapat-rapat, menggerakkan koperasi atau jalan-jalan menghadiri seremoni bersama suami. Ternyata tidak begitu. Kebergabungannya dalam DWP justru malah menantang untuk pintar berbagi waktu dengan keluarga. Kepentingan keluarga itu dalam posisi sebagai ibu rumah tangga sangat perlu. Namun, dari sudut DWP sebagai salah satu agen perubahan, tak pelak lagi itu akan menjadi keharusan dan kepentingan utama. Wanita yang memiliki hobi membaca dan menyanyi ini ikhlas harus membagi waktu untuk memajukan organisasi.
DWP para anggotanya yang berjumlah lima ratusan orang ini bukan hanya wanita PNS, istri PNS, tapi juga para pensiunan PNS. Tak aneh dalam berbagai kegiatan dan event tertentu selalu dihadiri ibu-ibu muda, ibu-ibu paruh baya dan nenek-nenek energik. Denyut DWP pun menjadi dinamis. Ini baginya menjadi salah satu keasyikan menggeluti organisasi berlogo bunga melati yang dikelilingi padi, rantai dan buku. Secara semiotik padi, rantai dan buku memiliki filosofi meneruskan cita-cita bangsa, memakmurkan dan mencerdaskan/mendidik. Filosofi ini menurut Hj. Dyah Murtisari bisa menyulut semangat menaikkan eksistensi kaum hawa.
Kegiatan sosial yang terus didenyutkan DWP Dinas Pendidikan Jakarta, yakni memberikan santunan bagi karyawan dan satpam Dinas Pendidikan, anak-anak kurang mampu, memberi bantuan bagi korban bencana alam. Kegiatan ini diperkuat dengan positif di bidang pendidikan. Dalam berbagai kesempatan Hj. Dyah Murtisari dan teman-teman sejawat sering mengikuti seminar dan pelatihan guna menambah wawasan dan pengetahuan..
Dari aspek ekonomi kegiatan memajukan koperasi pun kian gencar dan mendatangkan keuntungan bagi para anggotanya. DWP binaan Hj. Dyah Murtisari yang juga penggemar lagu pop Indonesia ini secara sistemik menata organisasi berdasarkan pakem koperasi dan sosial. Koperasi yang berpusat di kantor Dinas Pendidikan Jakarta ini pun bertambah subur dan memiliki aset yang cukup lumayan. Wajar, kesejahteraan karyawan dan anggota DWP bisa meningkat dari tahun ke tahun.
DWP, menurutnya sangat ideal bisa menjembatani upaya perbaikan nasib anggota dan secara eksternal bisa mendorong sebuah perubahan bagi perbaikan nasib wanita. DWP harus bisa menjawab fenomena peran reproduksi perempuan yang seringkali dianggap statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di wilayah publik, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestik. Upaya maksimal yang dilakukan mereka, yakni menyubstitusikan pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian, tanggung jawabnya masih tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban yang berlipat ganda.
Menyinggung upaya mengikis pemarginalan wanita. Secara tegas Hj. Dyah Murtisari sangat tidak setuju dan harus diatasi. Alasannya, marginalisasi itu suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarginalkan seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah dengan menggunakan asumsi gender. Misalnya, dengan anggapan, bahwa perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, maka ketika mereka bekerja di luar rumah (sektor publik) seringkali dinilai dengan anggapan tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka sebenarnya telah berlangsung proses pemiskinan dengan alasan gender.
Contoh pemiskinan itu, guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja rendah sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima. Masih banyaknya pekerja perempuan di pabrik yang rentan terhadap PHK dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal dari perusahaan tempat bekerja karena alasan gender, seperti sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan dan juga alasan faktor reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui.
Tegasnya, diskriminasi terhadap wanita sama dengan pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak azasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan. Bentuk diskriminasi itu meliputi dimensi wilayah (daerah bencana, daerah konflik, daerah perbatasan, daerah tertinggal, daerah terpencil, dan lainnya), dimensi usia (usia produktif, usia lanjut, dan lainnya), dan dimensi khusus (penyandang cacat, tenaga kerja, dan lainnya).
Perlindungan wanita menjadi salah satu misi DWP guna memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender. Denyut ini harus terus dipompa melalui berbagai kegiatan sosial, seminar, tausiyah serta penyuluhan berbasis pendidikan.
Pengarusutamaan gender jelas menjadi proses untuk menjamin wanita dan laki-laki mempunyai akses dan kontrol terhadap sumber daya, memperoleh manfaat pembangunan dan pengambilan keputusan yang sama di semua tahapan proses pembangunan dan seluruh program dan kebijakan pemerintah. Kesadaran gender merupakan faktor sosial yang menentukan antara laki-laki dan perempuan atas dasar tingkah laku yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengakses dan mengontrol sumber daya. Kesadaran ini membutuhkan penerapan melalui analisis gender menjadi proyek, program dan kegiatan organisasi kewanitaan seperti DWP yang terus dilakoni Hj. Dyah Murtisari. Pendeknya, DWP harus bisa mengusung sebuah perubahan dan pencerahan nasib kaum hawa. ◙ /yadi/P.02/
Read More...

Sabtu, 23 April 2011

Gubernur Pantau UN SMA/SMK/MA




Ujian Nasional (UN) menjadi sebuah keharusan setiap pelajar untuk mengakhiri jenjang pendidikan pada setiap tataran. UN pantas dianggap sebagai gelar prestasi siswa. Tak ada yang perlu diistimewakan karena tradisi ini menjadi bagian integral dari sistem pelayanan pendidikan di tanah air. Wajar, pengawasan perlu didukung fakta akurat sebagai bukti keseriusan pemerintah terhadap peningkatan prestasi anak bangsa. Kucuran APBD dan APBN untuk pos ini memang cukup besar. Tak berlebihan bila pemantauan, dukungan dan sulut semangat berprestasi disemai di tengah-tengah pelajar yang bertarung mengasah otak meraih kelulusan yang ideal.
Gelar UN SMA/SMK/MA di hari pertama pun tak luput dari perhatian Gubernur DKI Jakarta, H. Fauzi Bowo yang melihat langsung mulai dari persiapan hingga memberi motivasi bagi para siswa. Gubernur didampingi Kepala Dinas Pendidikan, H. Taufik Yudi Mulyanto, Walikota Jakarta Selatan, Kakanwil Depag, dan jajaran pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta berkunjung ke SMAN 109, SMKN 62 dan MAN 13 yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
H. Fauzi Bowo menjelaskan UN SMA/SMK/MA di ibukota diselenggarakan serentak di 1.129 sekolah terdiri dari SMA sebanyak 473 sekolah, SMALB sebanyak 9 sekolah, SMK 567 sekolah, MA 80 sekolah dan diikuti oleh 122.497 siswa.
Adapun rinciannya, tutur H. Fauzi Bowo, untuk SMA berjumlah 53.976 siswa (Jakarta Pusat 5.808 siswa, Jakarta Utara 7.031 siswa, Jakarta Barat 11.460 siswa, Jakarta Selatan 12.822 siswa, dan Jakarta Timur 16.857 siswa), MA sebanyak 4.679 siswa, SMALB berjumlah 141 siswa, dan SMK sebanyak 63.699 siswa (Jakarta Pusat 7.594 siswa, Jakarta Utara 7.329 siswa, Jakarta Barat 12.614 siswa, Jakarta Selatan 15.539 siswa dan Jakarta Timur 20.623 siswa).
Di MAN 13, H. Fauzi Bowo menyempatkan diri berdialog dengan para siswa sebelum bel masuk dimulainya UN. Penuh keakraban Gubernur menyulut semangat anak MAN 13. Ia berharap mereka bisa mengerjakan soal dan memberikan pencerahan bagi prestasi anak Jakarta.
Gubernur, H. Fauzi Bowo dalam penjelasannya kepada para wartawan yang berlangsung di SMAN 109 menyatakan keyakinannya bahwa hasil yang diperoleh para peserta UN tahun ini akan meningkat dari tahun sebelumnya. “Tahun ini diharapkan siswa dapat lulus 100 persen”, tutur H. Fauzi Bowo
Sebagai perbandingan, H. Fauzi Bowo mengungkapkan bahwa tahun lalu prosentase kelulusan SMA mencapai 98,65%, SMK sebesar 99,77% dan MA sebesar 98 %. Untuk tahun ini diharapkan ada peningkatan bukan saja dari presentase kelulusan tapi juga nilai rata-rata UN.
Ungkapan yang sama dituturkan H. Taufik Yudi Mulyanto disela-sela kunjungan di SMAN 109. Menurutnya “Kita berharap ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Ini bukan saja dari presentase angka kelulusan tapi juga nilai rata-rata siswa”.
Lebih lanjut, H. Taufik Yudi Mulyanto mengungkapkan, distribusi soal-soal UN yang berlangsung hari ini, berlangsung aman dan lancar. Bahkan, hingga siang ini, seluruh soal-soal UN telah selesai didistribusikan ke 27 sekolah rayon di DKI Jakarta. Ke-27 rayon itu terdiri dari, 17 rayon SMA, 8 rayon SMK dan 2 rayon MA.
H. Taufik Yudi Mulyanto menegaskan, pendistribusian soal UN ke wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu juga berlangsung aman dan lancar. Setibanya di rayon, soal-soal UN kemudian dikelompokkan untuk masing-masing sekolah serta diletakkan di ruangan khusus dengan pengamanan dan penjagaan yang ketat dan melibatkan petugas keamanan.
Pada kesempatan itu, H. Taufik Yudi Mulyanto berpesan, agar siswa tidak terpengaruh dengan adanya isu bocoran soal maupun kunci jawaban. Karena semuanya sudah diminimalisir dengan membuat lima jenis soal yang berbeda, ditambah dengan satu soal cadangan, sehingga dipastikan siswa tidak mengetahui akan mendapat soal yang mana. Karena jika kedapatan menyalahi aturan, siswa yang bersangkutan bisa dianulir dari peserta UN. "Itu malah akan merugikan diri sendiri dan orang tua," tandasnya.


Mendiknas H. M. Nuh meluangkan waktunya untuk melakukan pantauan di beberapa sekolah di ibukota. M. Nuh didampingi Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyambangi SMAN 70 dan SMALB. Pada kesempatan itu, M. Nuh menyulut semangat agar para siswa bisa menunjukkan prestasi dan tak perlu takut menghadapi ujian.
Wakil Mendiknas, H. Fasri Jalal pun meninjau pelaksanaan UN di SMAN 79 yang berada di kawasan Menteng Pulo Ujung, Setia Budi, Jakarta Selatan didampingi Kepala Bidang SMP/SMA, H. Amsani Idris dan Kasi SMA Sudin Dikmen Jakarta Selatan, H. Nasruddin.
Menurut H. Amsani Idris, kriteria kelulusan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini untuk SMA, rata-rata nilai rapor semester 3, 4, 5 dipresentase menjadi 40% ditambah nilai ujian sekolah yang dipresentase menjadi 60%. Penggabungan nilai ujian sekolah dan rata-rata nilai rapor tersebut disebut menjadi nilai sekolah.
Nilai sekolah dipresentase menjadi 40% sedangkan nilai ujian nasional dipresentase sebesar 60%. Penggabungan nilai sekolah dan nilai ujian nasional tersebut menjadi rujukan kelulusan siswa dengan memperhatikan nilai akhlak mulia. Dengan catatan rata-rata minimum 5,5 dan tidak ada nilai di bawah 4,0.
Sedangkan kriteria kelulusan untuk SMK, menurut Hj. Rita Aryani, rata-rata nilai rapor semester 3, 4, 5 dipresentase menjadi 40% ditambah nilai ujian sekolah yang dipresentase menjadi 60%. Penggabungan nilai ujian sekolah dan rata-rata nilai rapor tersebut disebut menjadi nilai sekolah.
Nilai sekolah dipresentase menjadi 40% sedangkan nilai ujian nasional dipresentase sebesar 60%. Penggabungan nilai sekolah dan nilai ujian nasional tersebut menjadi rujukan kelulusan siswa dengan memperhatikan nilai akhlak mulia. Dengan catatan rata-rata minimum 5,5 dan tidak ada nilai di bawah 4,0.
Sedangkan nilai Uji Kompetensi Kejuruan Gabungan 70% nilai ujian praktik kejuruan ditambah 30 % nilai teori kejuruan. Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian gabungan antara Nilai Sekolah dan Nilai UKK ≥ 7.00.
Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, H. Fauzi Bowo kembali melakukan peninjauan ke sejumlah sekolah di wilayah Jakarta Utara didampingi Walikota Jakarta Utara, Kepala Dinas Pendidikan, H. Taufik Yudi Mulyanto.
Tahun ini, UN tingkat SMP di Jakarta diikuti sebanyak 135.196 siswa yang berasal dari SMP, MTs, dan SMP Luar Biasa. Pemprov DKI Jakarta optimis bisa mempertahankan angka kelulusan UN SMP yang tahun lalu mencapai seratus persen. Optimisme itu bukan tanpa alasan, karena sebelum mengikuti UN, seluruh siswa telah mengikuti try out UN sebanyak 4-5 kali di sekolah masing-masing.
“Kelulusan tahun lalu mencapai seratus persen. Ini tidak bisa ditingkatkan lagi. Oleh karenanya, target kami untuk mempertahankan persentase tersebut. Saya optimis, karena sebelum mengikuti UN, para peserta didik telah dibekali try out. Saya yakin soal-soal dalam UN bukanlah soal yang sama sekali baru, tinggal kesiapan para siswa untuk teliti dalam membaca soal dan memberikan jawaban yang tepat,” ujar H. Fauzi Bowo, usai meninjau pelaksanaan UN di MTsN 39 Sunter dan SMPN 120 Kamal Muara, Jakarta Utara.
Saat meninjau di SMPN 120, secara khusus H. Fauzi Bowo memberikan semangat kepada 276 siswa peserta UN. Dirinya kembali mengimbau kepada peserta UN agar tetap percaya diri dalam mengerjakan soal-soal yang diujikan dalam UN. “Jangan sekali-kali punya rasa ragu dan takut. Saya percaya Anda semua akan lulus dengan baik,” katanya.
Pada kesempatan itu, seorang siswa bernama Intan sempat membacakan puisi berjudul, Balada Gubernur sebagai hadiah bagi Fauzi Bowo yang mau turun langsung memberikan dukungan dan semangat bagi para siswa yang menempuh UN.
Saat mengunjungi MTsN 39 di Jalan H Amsir, Sunter, H. Fauzi Bowo dan rombongan tidak dapat memasuki ruang ujian karena UN tengah berlangsung. Tidak ingin kedatangannya mengganggu dan memecah konsentrasi para siswa, Fauzi dan rombongan hanya menyaksikan para siswa mengerjakan soal UN dari luar ruangan.
Dari hasil tinjauan itu, ditegaskan H. Fauzi Bowo, pihaknya tidak menemukan kejanggalan dalam penyelenggaraan UN. Bahkan, dirinya menjamin tidak ada kebocoran soal. “Sampai detik ini, kami memonitor tidak ada kebocoran soal. Pengawas independen sudah melakukan pengecekan sampai pagi ini tidak ada kelainan dalam distribusi soal,” tegasnya.
Untuk format kelulusan yang baru, mulai tahun ini kelulusan ditentukan 60 persen dari UN dan 40 persen dari nilai sekolah. Menurutnya, cara demikian jauh lebih adil bagi para siswa. Sebab, prestasi di sekolah turut menentukan kelulusan siswa. Artinya, kelulusan siswa tidak sepenuhnya tergantung dari UN.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto, memaparkan, jumlah sekolah penyelenggara UN ada sebanyak 1.229 sekolah. Terdiri dari 998 SMP, 223 MTs, dan 8 SMPLB. Adapun total siswa yang mengikuti UN tercatat sebanyak 135.196 siswa, terdiri dari 119.736 siswa SMP, 15.237 siswa MTs dan 223 siswa SMP Luar Biasa.
◙ /Yadi/P.02/
Read More...

SMPN 85 Pantas berlabel RSBI






Nama besar SMPN 85 menjadi harga mati yang harus dipertahankan. Sekolah yang memiliki label Persiapan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ini, dikenal memiliki kultur belajar yang tinggi. Semangat meraih perubahan memang terus dihembuskan dalam benak para siswanya di hampir setiap wejangan dalam upacara penaikan bendera merah putih. Semangat bersaing yang sehat pun benar-benar terwujud di sekolah yang menempati lahan seluas 5.385 m2 ini.
Tak ayal hampir di setiap ajang lomba baik akademik maupun nonakademik, SMP yang dipimpin Dra. Hj. Ernawati, MPd ini acapkali menjadi pelanggan juara. Berbekal program sekolah yang disusun kolektif oleh komunitas sekolah ini tercipta sebuah energi yang kuat dalam mengusung visi unggul dalam prestasi, tanggap terhadap Iptek, sopan dalam bersikap dan tercipta suasana yang religius.
Mengusung visi ini, 41 guru dan 22 orang karyawan, mengerucutkan skala prioritas pembinaan program unggulan bagi 956 siswa. Siswa yang belajar dalam 24 rombongan kelas ibarat sebuah gerbong besar laju proses pembinaan mengadopsi sistem pembelajaran kreatif, menyenangkan melalui pemanfaatan teknologi informatika. Proses pembinaan yang dipadu dengan program penyeimbangan penguatan penajaman kurikuler dan ekstrakurikuler terbukti dalam satu tahun terakhir membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.
Hj. Ernawati secara terbuka mengakomodasi semua aspirasi komunitas SMPN 85. ia berani mematok program pembinaan berbasis masa depan dengan melakukan pendekatan edukatif terhadap orang tua siswa. pendekatan ini membuahkan hasil kepedulian mereka dalam menyokong program pembinaan berbasis pencerahan nama sekolah.
Berbagai prestasi akademik maupun nonakademik telah dicapai anak-anak asuhan Hj. Ernawati, mulai dari tingkat provinsi hingga nasional. Tidak berlebihan bila motto sekolah “Tiada hari tanpa prestasi, tiada prestasi tanpa kerja keras” ini bukan sebagai pemanis dinding sekolah tapi telah menjadi tonikum bagi siswa untuk terus meraih prestasi.
Sinergitas kepala sekolah, staf, guru dan karyawan pun terus didenyutkan sebagai sebuah orkestra harmonis yang mencapai puncak tujuan organisasi. Hasilnya, anak-anak Pondok Labu bila dilihat dari hasil try out beberapa waktu lalu berada di posisi kedua tingkat provinsi.
Untuk lebih memantapkan dan memotivasi para siswa, belum lama ini sekolah mengadakan pembekalan mental dan spiritual dengan menghadirkan Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Agus Suradika.
Pada kesempatan itu, H. Agus Suradika meminta para siswa agar jangan lupa berdoa, minta ridho pada orang tua, belajar dengan sungguh-sungguh, kurangi bermain, persiapkan diri dengan baik, hadapi ujian dengan tenang dan sabar serta jangan percaya pada bocoran.
SMPN 85 telah membuktikan bahwa melalui visi mengunggulkan prestasi berbasis pendidikan religius mampu mendorong sebuah pencerahan baru. Pencerahan inipun sekaligus menorehkan nama beken sekolah. Tidak percuma label Persiapan RSBI yang melekat di sekolah ini menjadi sebuah petaruhan yang menjamin kualitas pendidikan di SMPN 85. Bahkan sekolah yang beralamat Jalan Margasatwa No. 8, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan sangat pantas menyandang label RSBI. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

SMKN 37 Jajaki MoU dengan STP Sahid





SMKN 37 terus membuat terobosan jitu dalam upaya menaikkan gengsi tamatannya. Salah satunya adalah melakukan penjajakan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid. Penjajakan kerjasama ini diimplementasikan dalam seminar yang digelar sekolah yang dipimpin Drs. Harobowo Sunaryo, MM beberapa waktu lalu.
Seminar dengan tajuk program vokasi berkelanjutan (PVB) ini menurut Haribowo Sunaryo dalam upaya memberikan pencerahan pada guru, karyawan, orangtua dan siswa tentang manfaatnya bila siswa usai tamat dari SMKN 37 memiliki kompetensi plus yakni selain mendapatkan ijasah tanda tamat belajar juga mendapatkan sertifikat diploma satu (D1).
Ada dua format yang kami tawarkan kepada STP Sahid, tutur Haribowo Sunaryo, yakni format penyisipan yaitu selama belajar di SMKN 37, siswa selain mendapatkan kurikulum sekolah juga mendapatkan asupan kurikulum dari STP Sahid selama satu tahun. Asupan kurikulum tersebut diberikan langsung oleh dosen dari STP Sahid yang secara khusus datang ke sekolah guna memberikan pembelajaran kepada para siswa, setelah para siswa menyelesaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Atau dengan format percepatan yakni dengan cara mengurangi waktu prakerin siswa di dunia usaha dan industri sehingga waktu prakerin yang tersisa dapat dipakai oleh perguruan tinggi dalam hal ini STP Sahid untuk memberikan materi perguruan tinggi kepada para siswa .
Kedua format ini, ungkap Haribowo Sunaryo, bila disetujui oleh pihak STP Sahid selain efisien juga akan menghemat waktu dan biaya serta yang paling utama, siswa usai menamatkan sekolah di SMKN 37 selain mendapatkan ijasah juga mendapatkan sertifikat D1.
Seminar sendiri, tutur Haribowo Sunaryo selain diikuti oleh guru-guru SMKN 37 juga diikuti oleh guru-guru sekolah anggota sister school SMKN 37 dengan narasumber Dra. Dewi Eka Arini, MM dari P4TK, Derinta Entas, SE, MM, Kordinator Program PVB, Vladimir Cirkovij dan Piotr Kowalski, dua orang mahasiswa Darmasiswa STP Sahid serta Nenny Wahyuni, Vice Chairman of Academic Affair STP Sahid.
Selain itu, sekolah yang memiliki visi menjadi SMK unggulan yang profesioanl dalam bidang keahlian pariwisata ini telah menjalin pula kerjasama dengan puluhan dunia usaha dan industri dalam rangka prakerin dan rekruitmen tenaga kerja serta tengah mempersiapkan diri untuk memperoleh sertifikat ISO. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Jumat, 22 April 2011

H. Saefullah, Ketua Perhimpunan Mabin DKI Jakarta





Perhimpunan Masyarakat Melayu Baru Indonesia atau disingkat Perhimpunan Mabin merupakan wahana berhimpunnya masyarakat melayu yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya insani dalam semua aspek kehidupan untuk pembangunan karakter, jiwa, semangat masyarakat dan pembangnan bangsa yang berkeadilan, berdaulat, dan bermartabat berlandaskan keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan tatanan masyarakat yang damai, toleran, adil dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuannya tersebut Perhimpunan Mabin melakukan berbagai usaha yakni membantu meningkatkan kesempatan belajar bagi masyarakat secara fungsional melalui gerakan beasiswa, membantu terbentuknya jaringan pelayanan keuangan yang mudah dan berkesinambungan bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, membangun pusat-pusat advokasi bisnis dan teknologi dalam paradigma ekonomi jaringan.
Selain itu, menyelenggarakan kegiatan di bidang sosial ekonomi dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat melayu baru Indonesia dan membangun pusat informasi dan kajian tentang potensi nasional, wilayah, komoditas, industri, perusahaan, perbankan, keuangan, dan pelatihan.
Untuk lebih meningkatkan peran dan eksistensinya beberapa waktu lalu Perhimpunan Mabin DKI Jakarta menyelenggarakan Konferensi yang dibuka Ketua Umum Perhimpunan Mabin DKI Jakarta masa bakti 2006 – 2011, Hj. Tuty Alawiyah AS dan dihadiri Deputi Gubernur DKI Jakarta, H. Margani M. Mustar, Kepala dan Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto dan H. Agus Suradika, serta para peserta konferensi.
Dalam sambutannya Hj. Tuty Alawiyah menuturkan sudah banyak kegiatan yang dilakukan Perhimpunan Mabin DKI Jakarta yakni mengadakan rapat kerja Mabin membahas program kerja, menggelar halal bihalal dan silaturahmi nasional, melakukan titian muhibah budaya melayu para pelajar SMA DKI Jakarta di Medan Sumatera Utara, mengadakan dialog interaktif saudagar-saudagar melayu di Jakarta, menyelenggarakan pentas seni budaya melayu, mengadakan diskusi dan silaturahmi produktif tokoh-tokoh melayu.
Untuk itu, Hj. Tuty Alawiyah berharap kepengurusan Perhimpunan Mabin DKI Jakarta masa bakti 2011 – 2016 dapat lebih baik lagi dalam upaya melestarikan budaya melayu dan lebih eksis mengangkat potensi keanekaragaman budaya melayu.
Konferensi perhimpunan Mabin DKI Jakarta yang diikuti 200 peserta yang dikemas dengan apik dengan nuansa melayu dan edukatif ini selain diisi dengan pembahasan program kerja juga pemilihan pengurus Perhimpunan Mabin DKI Jakarta masa bakti 2011 – 2016. H. Saefullah akhirnya secara aklamasi dipercaya menjadi Ketua Umum Perhimpunan Mabin DKI Jakarta menggantikan Hj. Tuty Alawiyah.
H. Saefullah pada kesempatan itu meminta kerjasama seluruh komponen Perhimpunan Mabin untuk bersama-sama untuk bersama-sama meningkatkan eksistensi dan membangun masyarakat melayu agar lebih memiliki peran di setiap bidang.
Harapan yang sama dituturkan H. Fauzi Bowo selaku Ketua Umum Perhimpunan Mabin dalam sambutannya usai melantik dan mengukuhkan kepengurusan Persatuan Mabin Wilayah DKI Jakarta masa bakti 2011 – 1016. Menurutnya peran dan eksistensi Perhimpunan Mabin DKI Jakarta harus bisa menjadi contoh provinsi lainnya di tanah air.
Untuk itu, H. Fauzi Bowo meminta para pengurus yang baru untuk bekerja keras melakukan aksi nyata dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat masyarakat melayu agar dapat berkiprah dalam segala bidang serta terus menjalin silaturahmi antar pengurus Perhimpunan Mabin di seluruh Indonesia.
Konferensi Perhimpunan Mabin Wilayah DKI Jakarta yang berlangsung di Hotel Sari Pan Pasifik selain memilih pengurus baru dan menyusun program kerja satu tahun ke depan juga diisi dengan seminar dengan nara sumber Dr. Zakky Siradz. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Sekda Lantik 37 Eselon III








Sebanyak 37 pejabat eselon III di lingkungan kerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dilantik Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, H. Fadjar Panjaitan belum lama ini di Aula lantai 22 Balaikota dan dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov. DKI Jakarta seperti Kepala BKD, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto, dan anggota DPRD DKI Jakarta .
Menurut H. Fadjar Panjaitan, pelantikan ini sebagai tuntutan dan kebutuhan dari perkembangan organisasi yang dinamis. Sekaligus sebagai wujud penghargaan terhadap kinerja dan prestasi aparatur yang telah diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta.
Pejabat eselon III yang dilantik setingkat sekretaris dinas, kepala bidang dinas, kepala bagian biro dan kepala unit pelaksana teknis (UPT) pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Dinas Pendidikan, Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Biro Pendidikan dan Mental Spiritual, Biro Organisasi Tata Laksana, serta Biro Hukum DKI Jakarta.
“Pejabat eselon III merupakan unsur pimpinan setingkat di bawah pimpinan SKPD atau UKPD, yang memiliki tanggung jawab sangat besar dalam melakukan pelaksanaan percepatan program atau kegiatan secara sistematis dan terukur. Sehingga pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang telah ditentukan,” kata H. Fadjar Panjaitan.
Dia mengingatkan kepada pejabat eselon III yang dilantik, agar menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan tetap mengutamakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan responsif dengan melaksanakan PP No 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
“Selain itu, dalam rangka penerapan sistem anggaran berbasis kinerja Anda semua harus memanfaatkan anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga terhindar dari perbuatan korupsi dan penyalahgunaan wewenang,” tuturnya.
H. Fadjar Panjaitan juga meminta pejabat di lingkungan Pemprov DKI harus melaksanakan proses pelelangan secara transparan, termasuk dengan menggunakan sistem online agar dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.
Khusus untuk Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, mantan Walikota Jakarta Barat berharap dapat meningkatkan kompetensi dan kinerjanya. Ini mengingat, perhatian Pemprov DKI Jakarta pada tingkat kesejahteraan kedua instansi tersebut telah ditingkatkan.
Dari 37 pejabat yang dilantik, sembilan diantaranya dari lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yakni Drs. H. Mohammad Arief, MPd (sebelumnya Kasudin Dikdas Jakarta Selatan), Drs. H. Arie Budiman (sebelumnya Kabid Standikti), Drs. H. Abdul Hamid Saleh, MM (Kasudin Dikmen Jakarta Barat), Dra. Hj. Istyatiningtias (sebelumnya Kasudin Dikdas Jakarta Utara), Dr. Sophan (sebelumnya Kasi Tendik pada Kabid Tendik), Drs. H. Bambang Pramestiadi, MM (Kasudin Dikmen Jakarta Pusat), Drs. H. Abdul Hamid (Kepala Pusdikjur Jakarta Selatan), Drs. Amril Chaniago (Kepala Pusdikjur Jakarta Pusat) dan Abdul Suyoto (Kasudin Kepulauan Seribu). ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

SMK PGRI 11 Favorit Anak Rorotan




Masyarakat di kawasan Rorotan Cilincing sejak tahun 1998 sangat fanatik untuk menyekolahkan anaknya di SMK PGRI 11. Ini bukan karena murah atau tempat prakteknya yang serba modern. Disiplin dan kepastian mendapat pekerjaan menjadi magnet sekolah yang kini dipimpin Zulfahmi. Tak ayal, SMK yang dulu dikenal sebagai sekolah teknik milik PGRI kini bagai pusat belajar sekaligus bengkel yang mempersiapkan tenaga kerja profesional.
SMK PGRI 11 memiliki luas tanah 2.700 meter persegi. Studio, sentral bisnis dan bengkel teknik audio video, permesinan, perlistrikan dan mekanik otomotif dengan perlengkapan mutakhir selalu berdenyut sepanjang hari belajar. Didukung para guru berkualifikasi sarjana berpengalaman, SMK yang memiliki 990 siswa selalu mendapat kepercayaan dari mitra kerja dari berbagai perusahaan bonafid. Wajar, bila sepanjang tahun para lulusannya tak ada yang menjadi pengangguran.
Alasan ini pula yang membuat masyarakat Rorotan Cilincing kepincut untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Fanatisme masyarakat bukanlah pepesan kosong atau weasel words di siang bolong. Terbukti saat ini sudah terdaftar 300 calon siswa yang menjadi daftar tunggu. Padahal ujian nasional dan penerimaan siswa baru belum dimulai.
Siapa saja yang tidak percaya dipersilakan datang ke base camp SMK yang memiliki 60 tenaga guru dan 13 orang tenaga kependidikan di Jalan Rorotan VI Cilincing Jakarta Utara. Mewujudkan keterjaminan pelayanan masyarakat, Zulhami menjelaskan, bahwa visi SMK ini yakni mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk mengejar kualitas yang unggulan. Visi ini dipertegas dengan kekuatan misi menyiapkan tamatan yang berkualitas profesional yang dapat menjadi faktor unggulan tenaga kerja pada dunia usaha industri dalam menghadapi persaingan pada era global masa sekarang maupun masa mendatang.
Standar menjalankan visi dan misi mengacu kepada pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang diformulasikan dengan beberapa produk hukum dan peraturan yang mengikat bagi terselenggaranya proses pendidikan. Dengan demikian, SMK yang memiliki total bangunan 3.200 meter ini secara otonom memiliki daya dukung indtitudi pendidikan di bawah bendera PGRI. Seluruh perlengkapan dan fasilitas belajar disediakan secara swadaya melalui berbagai kerjasama stakeholder berbagai perusahaan bonafid.
Program studi yang menjadi konsentrasi binaan Zulphami meliputi : teknik audio/video, teknik permesinan, teknik kendaraan ringan, teknik pemanfaatan listrik, akuntansi dan administrasi perkantoran. Wakasek Latif Abdul Kadir menjelaskan, bahwa format disiplin para siswa dan guru di sekolah ini sangat ketat. Tanpa ampun siswa yang selama 30 hari tidak masuk sekolah langsung dikeluarkan. Disamping itu, keandalan program benar-benar diuji langsung oleh 28 perusahaan yang menjadi pendukung.
Kepercayaan ini mendapat apresiasi dari Universitas Indraprasta PGRI melalui kerjasama program studi politeknik. Para lulusannya mendapat prioritas untuk kuliah selama satu tahun di Unindra. Selanjutnya mereka langsung ditempatkan di beberapa perusahaan yang menjadi stakeholder. Itu sebabnya, SMK 11 PGRI sangat terkenal sangat terkenal sebagai SMK favorit anak-anak Rorotan. Wajar, bila secara turun temurun para siswanya umumnya adalah anak, cucu, keponakan bahkan saudara dari masing-masing komunitas atau warga pendidikan. Ini bukan KKN karena memang SMK ini dipercaya memiliki tradisi pelayanan dan jaminan mutu secara prima.
Bukan itu saja, bakat/minat para siswa pun sangat dijamin melalui beberapa program pokok maupun pendukung. Terbukti, dalam juara LKS se-Jakarta Utara, anak-anak teknik dan otomotif sukses memborong piala juara pertama dan kedua. Di bidang kesenian mereka pun tampil sebagai juara pertama FLS2N se-DKI Jakarta untuk cabang menyanyi. Kepercayaan menyelenggarakan program studi unggulan berbasis penyediaan tenaga kerja di sini benar-benar mendapat pengakuan baik dari pemerintah maupun swasta.
Secara sistematis SMK ini menjadi satelit atau sisterschool SMK 4 yang letaknya berdekatan. SMK 11 PGRI dan SMKN 4 bisa dikatakan saudara kembar. Bedanya, SMK 4 milik negara sedangkan SMK 11 PGRI milik swasta murni. Anak-anak SMK 11 PGRI dan SMKN 4 menjalin pertautan saudara senasib seperjuangan. Mereka pun kompak meraih masa depan melalui berbagai kegiatan kerjasama dalam praktek. Tak ayal, di kawasan kedua sekolah ini sepanjang hari berdenyut suara deru mesin dan detak kerja di pusat layanan ekonomi dan teknik audio. Mereka pun sangat terkenal antitawuran dan antinarkoba. Semua ini memungkinkan karena proses pembinaannya sangat disiplin dan berwawasan masa depan. ◙ /Yadi/Gun/P.02/
Read More...

LPK Politeknik PGRI Jakarta Siap Lahirkan Tenaga Terampil, Siap Kerja





Setelah sukses membina Universitas Indraprasta PGRI (Unindra PGRI), Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (YPLP-PT) PGRI DKI Jakarta salah satu anak lembaga dari PGRI Provinsi DKI Jakarta mulai mengembangkan sayap dengan mendirikan LPK Politeknik PGRI
Untuk memperkenalkan keberadaan LPK Politeknik PGRI, YPLP-PT PGRI DKI Jakarta belum lama ini melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah SMA dan SMK yang berada di bawah naungan PPLP Dikdasmen PGRI Provinsi DKI Jakarta di Gedung Guru Jakarta, Jalan TB. Simatupang No. 48A Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Hadir pada kesempatan itu, Wakil Ketua PGRI DKI Jakarta, H. Hasman Arsyad yang mewakili Ketua PGRI Provinsi DKI Jakarta, Ketua YPLP-PT PGRI DKI Jakarta, H. Diding Zainuddin dan jajarannya, Ketua PPLP Dikdasmen PGRI DKI Jakarta, H. Tatang Sutarsa dan jajarannya, Kepala Pusat Pendidikan Kejuruan Jakarta Selatan, H. Abdul Hamid, Direktur LPK Politeknik PGRI Jakarta, A.G. Margono dan jajarannya, dan para kepala SMA dan SMK LP PGRI.
Menurut H. Diding Zainuddin, sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara PPLP PT dengan PPLP Dikdasmen PGRI dan MoU antara PPLP PT dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Keberadaan LPK Politeknik PGRI, tutur H. Diding Zainuddin diharapkan dapat membantu siswa terutama dari sekolah-sekolah PGRI agar dapat memiliki kompetensi plus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Sebab, di sini siswa akan mendapatkan pelatihan dari tenaga-tenaga trampil dan handal. Sehingga, setelah menamatkan sekolah (SMA/SMK) mereka akan mendapatkan bekal sertifikat diploma satu selain ijazah dari sekolah mereka.
Untuk itu, ia meminta para kepala sekolah SMA/SMK PGRI dapat menginformasikan keberadaan LPK Politeknik PGRI kepada orang tua dan siswanya. Sehingga, keberadaan LPK Politeknik PGRI dapat memberikan manfaat.
Harapan yang sama dituturkan H. Tatang Sutarsa. Menurutnya keberadaan LPK Politeknik PGRI harus didukung. Namun, ia meminta agar LPK Politeknik PGRI benar-benar dipersiapkan dengan matang dan terencana dengan baik. Mengingat, kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat tinggi. Untuk itu, biaya masuk LPK Politeknik PGRI jangan terlalu mahal tapi tidak murahan namun memiliki kualitas yang baik dan bermutu.
H. Hasman Arsyad pada kesempatan itu memberi apresiasi atas keberadaan LPK Politeknik PGRI Jakarta. Menurutnya dengan keberadaan LPK Politeknik PGRI Jakarta diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan pendidikan yang murah dan bermutu. Untuk itu, H. Hasman Arsyad meminta jajaran LPK Politeknik PGRI agar benar-benar dipersiapkan dengan baik baik sarana dan prasarananya, terutama SDM-nya sehingga dapat menghasilkan tamatan yang memiliki nilai jual dan diminati dunia kerja.
Sosialisasi yang dipandu Murni ini menhadirkan dua orang narasumber yakni Kepala Pusat Pendidikan Kejuruan (Pusdikjur) Jakarta Selatan, H. Abdul Hamid, yang menjelaskan seputar sarana dan prasarana serta fasilitas yang dimiliki Pusdikjur Jakarta Selatan yang dapat dimanfaatkan oleh LPK Politeknik PGRI dan Direktur LPK Politeknik PGRI Jakarta, A.G. Margono mengupas tentang LPK Politeknik PGRI.
Sosialisasi yang dikemas secara apik dan edukatif ini diisi pula dengan dialog interaktif seputar LPK Politeknik PGRI. Para peserta sosialisasi tampak antusias bertanya dan dijawab dengan detail sehingga memuaskan peserta sosialisasi keberadaan LPK Politeknik PGRI. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Jumat, 15 April 2011

Kepala Dinas Lantik 17 Kepala SMP dan SMA




Rotasi, mutasi dan promosi merupakan bagian dari dinamika penyelenggaraan manajemen organisasi sehingga pelaksanaannya bukan merupakan hal istimewa dan ditakuti apalagi dihindari. Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto saat melantikan 17 orang kepala sekolah SMP dan SMA di Aula Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta belum lama ini.
Namun, ungkap H. Taufik Yudi Mulyanto, pelantikan adalah kejadian yang harus disyukuri karena ini merupakan cermin dari hasil kerja keras serta perjalanan kinerja yang telah Saudara baktikan. Selain itu, dalam upaya revitalisasi dan reposisi dari penyelenggaraan pendidikan sekaligus untuk menciptakan situasi penyegaran serta melakukan pengisian jabatan kepala sekolah yang disebabkan pensiun.
Seorang guru yang diangkat/diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah hendaknya dapat menghayati jabatan yang diemban karena ini menggambarkan seorang yang dianggap mampu untuk memimpin lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses kegiatan belajar mengajar. Pemilihan Saudara, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto, telah diawali melalui pemantauan, pengamatan dan penilaian secara sistematik yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, H. Taufik Yudi Mulyanto meminta para kepala sekolah untuk dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.
Jabatan kepala sekolah, ungkap H. Taufik Yudi Mulyanto adalah tugas tambahan bagi seorang guru oleh sebab itu di samping pelantikan bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan berdasarkan Keputusan Mendiknas No. 162/VI/2003 tentang Bab V pasal 6 dan Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta No. 59/2009 Bab VII pasal 8 terdapat beberapa tugas tambahan sebagai kepala sekolah yang telah mencapai batas waktu, Dinas Pendidikan mengucapkan terima kasih dan penghargaan dengan harapan agar dapat memberikan suport kepada sekolah dengan baik dan apabila dapat melaksanakan tugas dengan baik dan umur masih memungkinkan maka tugas tambahan sebagai kepala sekolah dapat diberikan lagi. Hal ini sudah ada contoh seorang yang tadinya kepala sekolah kemudian menjadi guru, karena kinerjanya baik maka dapat diberi tugas tambahan kembali sebagai kepala sekolah.
H. Taufik Yudi Mulyanto pada kesempatan itu meminta para kepala sekolah dalam mejalankan manajemen pendidikan di sekolah tetaplah berpatokan kepada aturan baku yang berlaku dan selalu melakukan koordinasi dengan pejabat teknis terkait di lingkungan Dinas Pendidikan, jangan sekali-kali mengambil keputusan yang dapat menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat apalagi dapat menimbulkan gejolak sosial secara luas. Kepala sekolah, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto, memiliki tugas antara lain sebagai manajer, organisator, evaluator, supervisor, di depan harus memberi teladan, di tengah harus menciptakan prakarsa atau ide dan di belakang dapat memberikan dorongan untuk pembaharuan dan kemajuan.
Ditangan Saudara, jelas H. Taufik Yudi Mulyanto satu komunitas satuan tugas akan dikendalikan, kemana arah tujuan dan berlabuh kendalinya dapat dicapai dengan cepat, tepat dan akurat. Berpijak pada realitas posisi ini sangat strategis dalam pencapaian tujuan suatu biduk dari Dinas Pendidikan. Kedudukan DKI Jakarta yang dijadikan barometer harus didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kualitas untuk mendukung Jakarta sebagai pusat pemerintahan, ibukota Negara dan pusat kebudayaan serta pintu gerbang dari dan ke manca negara.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas meminta para kepala sekolah yang dilantik untuk segera melapor kepada Kepala Suku Dinas di wilayah tugas yang baru; menjadikan lingkungan sekolah sebagai lingkungan wawasan wiyatamandala dan merupakan konsep green school; menumbuhkan nilai-nilai spiritual, patriotisme, nasionalisme dan budaya nasional peserta didik; melakukan pembinaan kepada guru-guru terkait kehadiran dan disiplin dalam proses pembelajaran; memberikan pemahaman kepada semua warga sekolah untuk tetap dan terus bersinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan; dan mempersiapkan kegiatan penerimaan peserta didik baru agar berjalan tertib, lancar, transparan, obyektif dan akuntabel.
H. Taufik Yudi Mulanto, meminta para kepala sekolah untuk sigap dan tanggap terhadap berbagai hal yang berkembang termasuk pengaduan masyarakat pada umumnya berkisar dengan pungutan sejumlah uang yang sangat tidak wajar, bermula dari sinilah akan banyak bermunculan artikel-artikel di massmedia yang akan menyudutkan penyelenggaraan pendidikan dan pada akhirnya akan bermuara pada lembaga pembina pendidikan yaitu Dinas Pendidikan.
Untuk itu, Kepala Dinas mengajak semua jajaran di lingkungan Dinas Pendidikan untuk mewujudkan tata nilai dalam layanan pendidikan yaitu amanah, profesional, visioner, demokratis, inklusif dan berkeadilan.
Diingatkan oleh H. Taufik Yudi sebentar lagi kita akan mengahadapi event nasional berupa Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2010/2011. Ujian Nasional (UN) tahun ini berbeda dengan ujian nasional (UN) tahun yang lalu. Karena itu, seluruh kepala sekolah termasuk 17 orang kepala sekolah yang saya lantik harus dapat ikut mempersiapkan siswa yang mengikuti ujian nasional ini sebaik-baiknya sehingga mereka dapat lulus.
Disamping “Ujian Nasional” (UN), adapula yang tidak kalah pentingnya, ujar H. Taufik Yudi adalah “Penerimaan Peserta Didik Baru” (PPDB) untuk tahun 2011/2012. Dikatakannya, dunia pendidikan pada saat dilaksanakannya “Penerimaan Peserta Didik Baru” (PPDB) akan mendapat perhatian khusus dari masyarakat.
Di sela-sela acara usai pelantikan Kepala Bidang SMP/SMA, H. Amsani Idris mengungkapkan bahwa kepala sekolah yang hari ini dilantik harus bisa merespon segala permasalahan yang berkembang dimasyarakat. Namun, mereka harus konsisten berpegang pada rambu-rambu kebijakan yang telah digariskan Dinas Pendidikan.
Upacara pelantikan 17 kepala sekolah (Kepala SMP 13 orang dan 4 orang Kepala SMA) yang dikemas dengan nuansa kekeluargaan itu dihadiri Pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan ini akhirnya ditutup dengan doa dan ramah tamah serta foto bersama. ◙ /Yadi/Daulat/P.02/


1 H. Bambang Surono, SPd, MM Kepala SMPN 36 menjadi Kepala SMPN 97
2 Drs. H. MS. Siregar Kepala SMPN 210 menjadi Kepala SMPN 74
3 Sanusi, SPd Kepala SMPN 94 menjadi Kepala SMPN 187
4 Drs. Agus Sumarno, MM Kepala SMPN 187 menjadi Kepala SMPN 264
5 Drs. H.A. Otjim Kusnadie, MPd Kepala SMPN 223 menjadi Kepala SMPN 56
6 Drs. Lumba Sianipar Guru SMPN 256 menjadi Kepala SMPN 36
7 Drs. Yurianto, MM Guru SMPN 66 menjadi Kepala SMPN 61
8 Drs. Suwondo, MM Guru SMPN 54 menjadi Kepala SMPN 84
9 Drs. Suyanta, MM Guru SMPN 148 menjadi Kepala SMPN 210
10 Drs. Rusdi Guru SMPN 240 menjadi Kepala SMPN 94
11 Drs. Tuju Widodo Guru SMPN 278 menjadi Kepala SMPN 266
12 Drs. Nasrudin Guru SMPN 279 menjadi Kepala SMPN 288
13 Drs. Bambang Priawan Guru SMPN 73 menjadi Kepala SMPN 223

1 Drs. Heru Nurcahyo, MM Kepala SMAN 76 menjadi Kepala SMAN 36
2 Drs. Dapot Lumban Raja Kepala SMAN 36 menjadi Kepala SMAN 76
3 Drs. Marsudi Kepala SMAN 69 menjadi Kepala SMAN 19
4 Drs. Bahdar Guru SMPN 69 menjadi Kepala SMAN 69
Read More...

Selasa, 05 April 2011

MGMP Bahasa Inggris SMP DKI Jakarta

English Competition 2011, Si Perak yang Semakin Berkilau


Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti emas.
Laksana sebuah perak, English Competition yang diprakarsai oleh MGMP Bahasa Inggris SMP DKI Jakarta, untuk ke-25 kalinya di dalam kurun waktu 25 tahun tak kenal lelah digelar guna memberikan sentuhan “konduktivitas listrik dan panas tertinggi” bertajuk kegiatan-kegiatan positif terbaiknya. Kegiatan MGMP yang berlabelkan English Competition 2011 baru-baru ini telah berhasil pula digeliatkan melalui serangkaian cabang lombanya. Sebuah prakarsa yang sangat luar biasa dan patut mendapatkan acungan jempol ini telah berhasil membawa pencerahan baru yang kesekian kalinya dalam memberikan wahana unjuk bakat dan prestasi peserta didik dalam mengolah keterampilan berbahasa Inggris.
Sungguh, sebuah prestasi yang layak mendapatkan penghargaan. Di tengah riuh rendahnya wacana seputar pembelajaran abad 21, organisasi yang dikomandani oleh seorang ibu yang bertangan dingin, Dra, Hj. Ruliah Lestari, M.Pd ini berhasil memberikan warna baru pada pembelajaran abad 21 tersebut. Betapa tidak, sebagaimana telah diisyaratkan dalam sistem pembelajaran abad 21 yang memuat salah satu keterampilannya, yaitu creative thinking, English Competition 2011 telah menelurkan peserta-peserta didik yang berbakat dan multi-talent.
“English Competition 2011 yang kali ini dilaksanakan di Kota Administrasi Jakarta Barat adalah wahana terbaik peserta didik dalam berinovasi dan berkreasi. Berdampingan dengan pembelajaran berbasis teknologi, ajang kompetisi ini sangat baik dalam memicu adrenaline mereka untuk dapat terus mengasah keterampilan berbahasa Inggrisnya,” tutur Dr. H. Soeparlan Kasyadi, M.Pd, Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dalam sambutannya membuka putaran Final English Competition 2011.
Ideal, memang sungguh ideal. Bahasa Inggris dan teknologi adalah pasangan yang tidak dapat terpisahkan. Satu sama lain saling terkait dan saling mendukung. Di abad ke-21 ini, bahasa Inggris dan teknologi telah menjadi “harga mati” dalam menjembatani peserta didik menuju kesuksesan yang dicita-citakan.
Acara putaran final English Competition yang berlokasi di SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Jakarta Barat dan dimulai tepat pukul 08.00 ini mengundang berbagai kalangan, mulai dari Pengurus MGMP Bahasa Inggris se-DKI Jakarta, Kepala Sekolah, Ketua MKKS Jakarta Barat, dan para pejabat di jajaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta. “Kegiatan English Competition 2011, kami ramu secara apik dan tematis guna lebih memberikan warna atas setiap cabang lomba yang digelar. Sungguh, di luar dugaan. Antusiasme peserta telah berhasil membawa kegiatan ini menjadi acara yang sangat meriah,” ujar Dra. Hj. Windarti, M.Pd, Ketua Panitia yang cukup telaten dalam mengemas detil acara demi acara yang digelar.
“Memang, masing-masing cabang lomba memiliki tema tersendiri. Sebutlah, salah cabang lombanya, speech contest yakni sharpen the students’ capability of speech. Adapun maksud dari tema tersebut, adalah semata-mata ditujukan untuk memberikan motivasi kepada seluruh peserta yang berpartisipasi,” tutur Amin Siswadi, Ketua MGMP Kota Administrasi Jakarta Barat kepada Gema. Acara yang telah berhasil menyedot 9394 peserta dari berbagai cabang lomba mulai dari tingkat kecamatan sampai provinsi ini, banyak mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan. Semoga, kiprahnya selama 25 tahun dalam memberikan sumbangsihkan kepada dunia pendidikan dapat membawa peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dan MGMP Bahasa Inggris SMP selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa. Amin. ◙ Yadi/Bach
Read More...

SMP RSBI Negeri DKI Jakarta

Kepakkan Sayap “School Partnership” dengan Thailand


Sayap, sebuah alat yang digunakan sebagai pembangkit gaya aerodinamika untuk mengontrol gerakan benda sewaktu berada pada medium fluida, baik gas (terutama udara) maupun zat cair. Sayap yang ketika terbang mampu merenggang untuk kemudahan dalam terbang dan sayap yang kembali merapat saat tidak terbang, memiliki makna yang berarti sebuah fleksibilitas, bahwa kapan, apa dan di mana pun, kita sudah seharusnya mampu dan berani mengambil langkah untuk memberikan dan mencari yang terbaik, sekalipun harus melintasi negara.
Kemampuan mengepakkan pembangkit gaya aerodinamika inilah, membawa sejumlah sekolah menengah pertama berplat RSBI di ibukota negara ke Thailand. Berbekal sebuah pencapaian indikator kinerja tambahan dan berkolaborasi dengan SEAMEO SEAMOLEC, institusi yang bernaung di bawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di Asia Tenggara dan berpusat di Indonesia (bekerjsama dengan Departemen Pendidikan Nasional) dan OBEC, Thailand, sejumlah sekolah menengah pertama di DKI Jakarta seperti SMP Negeri 1, 11, 19, 30, 45, 49, 85, 111, 115 dan 255 telah berupaya keras mengepakkan sayapnya dan berhasil menjajaki pemenuhan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan dengan sekolah-sekolah di Thailand melalui ikatan bertajuk School Partnership Program.
Memang, pencapaian kesemuanya itu berawal dari sebuah kerja keras yang berujung pada pelayanan terbaik kepada siswa dan akhirnya bermuara pada pencapaian mutu akademik dan nonakademik terbaiknya. Berpangkal tolak pada sebuah kesuksesan dan kerja keras, seorang Magic Johnson yang dikenal dengan karir terbaiknya dalam bermain basket di tim LA Lakers hingga sebagai penguasaha yang sukses dan membangun Johnson Development Corporation pernah berujar, bahwa “I really want people to know that I’ve worked hard, very hard, to get to where I am today…. this didn’t just happen overnight. I started in business over 25 years ago and have found a way to build on what I’ve learned through every opportunity and partnership.” Artinya, bahwa ia yang saat ini telah menduduki sebuah ‘kursi kesuksesan’ bukan merupakan hasil yang begitu saja diraih laksana membalikkan telapak tangan. Namun kesemuanya merupakan sebuah proses pengepakkan sayap kerja kerasnya berbekal sebuah kesempatan dan partnership.
Partnership, school partnership, kata kunci atas pemenuhan pencapaian tersebut, telah berhasil pula diraih oleh sekolah-sekolah yang berada dalam naungan forum RSBI DKI Jakarta yang dikomandoi oleh H. Muhammad Nur. Melalui penandatanganan sebuah Memorandum of Understanding (MoU) di Ambassador Hotel, Sukhumwit, Bangkok, Thailand, sekolah-sekolah tersebut akan menindaklanjutinya ke arah (1) membangun kemitraan antara sekolah menengah di Indonesia dan sekolah di Thailand, (2) penjajakan kemungkinan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran kolaboratif, dan (3) pengupayaan suatu jalan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan meneliti, bertukar ilmu pengetahuan, budaya dan nilai-nilai lainnya.
Sungguh luar biasa. Sudah saatnya hal ini tidak hanya menjadi slogan penghias label-label sekolah unggulan. Namun, kesemuanya harus sudah menjadi bukti nyata adanya sebuah kualitas dalam sekolah-sekolah berlabel RSBI. Memang, hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, melalui school partnership program inilah, saatnya pembuktian ini diwujudkan.
Akhirnya, berapa pun pengorbanan, apapun kerja keras, bagaimanapun bentuk kepakan sayapnya, tak lain dan tak bukan, kesemuanya adalah sebuah proses yang diharapkan akan bertumpu pada kesuksesan yang hakiki. Bermodalkan sayap school partnership program, semoga apa yang menjadi pengorbanan dan kerja keras sekolah-sekolah menengah pertama RSBI di DKI Jakarta ini akan senantiasa mendapatkan hasil yang maksimal berupa peningkatan mutu akademik dan nonakademik di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya. Amin. ◙ Yadi/Bach
Read More...

Sabtu, 02 April 2011

MGMP Bahasa Indonesia SMP : Revitalisasi Prangko dan Museum






Prangko lain dulu lain sekarang. Dulu bila kita ingin mengirim kabar kepada seseorang kita pasti akan menuju Kantor Pos untuk menyampaikan surat dan tak lupa menempelkan prangko pada amplop serta menuliskan alamat yang akan dituju.
Namun sekarang, kemajuan teknologi semakin memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Penggunaan media telepon dan komputer memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus menunggu lama.
Tidak mengherankan bila anak-anak sekarang kurang mengenal apa itu prangko. Sebab, mereka sudah terbiasa menggunakan handphone dan laptop untuk menyampaikan pesan dan berkomunikasi dengan orang lain. Tak ayal sekarang ini prangko ibarat pohon jati yang kekurangan air. Hidup segan matipun tak mau.
Fenomena tersebut mendorong Museum Prangko yang dikepalai Hj. Salastri Sugiharti menjalin kerjasama dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Provinsi DKI Jakarta yang diketuai Ismathohir guna memperkenalkan Prangko kepada para siswa sebagai media pembelajaran yang menyenangkan. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan menggelar seminar sehari di Museum Prangko yang berada di kawasan TMII belum lama ini dengan nara sumber Cristie Damayanti dan Hj. Kissumi Dwiyananingsih.
Sebegitu pentingnya seminar tersebut mendorong para petinggi dari berbagai instansi terkait mau meluangkan waktunya guna memberikan sentuhan motivasi bagi revitalisasi prangko dan peran museum. Mereka yang hadir mulai dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, H. Taufik Yudi Mulyanto, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Syukri Batubara, Kepala Devisi Regional IV Jakarta, hingga Kabid Tendik Dinas Pendidikan, Hj. Ida Hidayati.
Menurut Hj. Salastri Sugiharti, maksud dari kegiatan ini untuk memperkenalkan Museum Prangko Indonesia dan prangko kepada para guru dan siswa bahwa museum dan prangko memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran dan mengajak para guru dan siswa bergabung menjadi “Sahabat Museum”. Sehingga, usai acara ini para guru dan siswa dapat menjadikan museum sebagai tempat menyenangkan dan wajib untuk dikunjungi untuk mendapatkan informasi sekaligus tempat rekreasi.
Seminar yang digelar selama satu hari, tutur Hj. Salastri Sugiharti, diikuti 147 orang guru bahasa Indonesia SMP se-DKI Jakarta dan 16 orang siswa. Ia berharap usai mengikuti seminar para guru dapat menginformasikan hasil yang didapat kepada para guru lainnya dan menjadikan prangko dan museum sebagai salah satu sumber pembelajaran.
Menurut Syukri Batubara, kegiatan mengumpulkan dan mempelajari prangko (filateli) merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus mencerdaskan. Ini bisa dipupuk di sekolah melalui berbagai bentuk aktivitas baik terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan ektrakurikuler.
Filateli, sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta membentuk jaringan (networking). Namun, ini belum tersosialisasi dengan baik sehingga masyarakat masih kurang memahami manfaat dari prangko dan museum itu sendiri.
Untuk itu, museum prangko harus merubah citra dan orientasinya menjadi pusat rekreasi yang edukatif dan pusat studi. Semoga seminar ini dapat menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat terutama pelajar dan guru melalui MGMP Bahasa Indonesia SMP DKI Jakarta.
Kepala Dinas dalam sambutannya yang dibacakan Hj. Ida Hidayati menuturkan bahwa zaman yang serba canggih ini, akan berdampak juga pada penggunaan perangko dalam dunia surat-menyurat dan kesetiaannya kepada museum. Penggunaan SMS, E-mail dalam berkomunikasi adalah fakta yang tak terbantahkan.
Untuk itu saya minta kepada jajaran MGMP Bahasa Indonesia untuk segera tanggap. Segera merevitalisasi program-programnya sehingga mampu bermitra dengan baik, saling asah, saling asuh dan saling asih.
Gunakan kemitraan ini sebagai tonggak meningkatkan kualitas profesional guru dan dilaksanakan secara konsisten, yang ujungnya akan berdampak pada peningkatkan harkat dan martabat guru.
Ada empat hal penting yang perlu kita ketahui dalam bermitra yakni memiliki kepribadian; memiliki skill kemampuan untuk berkomunikasi, bertutur kata yang satun; memiliki kemampuan menalar dari berbagai persoalan dengan bijak, terbuka sesuai dengan tuntutan realita yang ada; dan mampu membangun kultur yang kondusif.
Pendidikan karakter menjadi bagian penting pendidikan nasional. “Saya yakin para guru Bahasa Indonesia akan mampu menterjemahkan museum dan prangko sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan karakter”. Tokoh nasional yang sudah “ diprangkokan ” akan dapat dijadikan alat peraga dalam bercerita dan sekaligus disampaikan amanat yang tersirat dalam prangko tersebut. Pastikan peserta didik kita memiliki moral, perilaku dan semangat yang benar dan baik. Museum dan Prangko kita jadikan media pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan inovatif bagi guru.
Disetujui atau tidak pada dasarnya para guru itu “ haus ilmu “. Jadi seminar ini memang yang sangat diharapkan oleh para guru. Oleh karena itu atas nama guru, saya ucapkan terima kasih kepada Museum Prangko Indonesia yang telah memberikan peluang untuk guru, mengikuti seminar yang menjanjikan. Para peserta diharapkan aktif memberi masukan dalam seminar ini. Sehingga hasilnya dapat menjadi referensi pembelajaran.
Disela-sela acara, H. Taufik Yudi Mulyanto memberi apresiasi kepada para guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam MGMP Bahasa Indonesia SMP DKI Jakarta. Ini, tutur H. Taufik Yudi Mulyanto merupakan salah satu bentuk terobosan dan inovasi serta kreasi dari para guru guna menambah pembendaharaan metode pembelajaran bagi para siswa.
Prangko, ungkap H. Taufik Yudi Mulyanto, dapat menjadi media pembelajaran pendidikan karakter. Ini mengingat, gambar dalam prangko beraneka ragam seperti gambar pahlawan nasional. ini bisa membangkitkan rasa nasionalisme. Ia berharap, guru-guru bidang studi lainnya dapat pula menjadi prangko sebagai media pembelajaran. ◙ /Yadi/P.02/
Read More...

Pesan


ShoutMix chat widget

Pengunjung

 

Behind This Blog

GEMA ONLINE
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Majalah online yang disediakan khusus bagi semua kalangan di dunia pendidikan. email: gemawidyakarya@gmail.com
Lihat profil lengkapku

Reader Community